Breaking News

Taman Wisata Iman

TWI Sitinjo, Dari Doa yang Terkabul Menjadi Primadona PAD Kabupaten Dairi

Friday, 08 September 2006

Semula ide membangun Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo yang digagasi Bupati
Dairi DR MP Tumanggor pada tahun 2001, tidak begitu mendapat perhatian dari masyarakat, karena dinilai hanya sebagai tempat wisata atau rekreasi biasa saja, apalagi sebelumnya lokasi TWI hanya tempat penggembalaan ternak kerbau masyarakat sekitar.

Namun kini meski pembangunannya baru selesai dikerjakan 65% dan belum diresmikan, ternyata menjadi salah satu “primadona” penghasil pendapatan asli daerah (PAD) bagi kabupaten Dari.

Sejak dioperasikan Juli 2005, retribusi pengunjung yang diperoleh dari TWI sebesar Rp 78 juta. Padahal ketika itu jumlah pendapatan dari retribusi pengunjung belum dibebani target, dalam rangka “promosi”, sehingga Pemkab Dairi belum mengharapkan pendapatan dari retribusi.

Pada tahun Anggaran (TA) 2006, Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Perhubungan Kabupaten Dairi menargetkan pendapatan dari retribusi pengunjung sebesar Rp 50 juta.
Ternyata retribusi pengunjung dari TWI yang pengelolaannya sehari-hari “dimotori” Kabid Pariwisata Dinas Keparhub Dairi, Drs Pardamean Silalahi, pada semester pertama saja (6 bulan) mampu memperoleh penghasilan sebesar Rp 238,6 juta lebih dengan jumlah pengunjung sebanyak 124.724 orang.

Peningkatan perolehan PAD dari retribusi pengunjung yang tergolong murah, Rp 2000 untuk dewasa, Rp 1000 untuk anak-anak, parkir mobil = Rp 3000, mobil roda 6 = Rp 5000 dan sepeda motor = Rp 1000, yang mencapai 200% lebih dari target yang ditetapkan menunjukkan TWI semakin dikenal, sehingga semakin ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun asing dari hari ke hari.

Dikatakan Pardamean Silalahi, peningkatan tingkat kunjungan wisatawan ke TWI, selain karena objek wisata tersebut semakin dikenal, banyak orang yang berkeyakinan “harapannya” terkabul usai berdoa di TWI.

“Terkabulnya “harapan” atau keinginan banyak orang usai berdoa di TWI bukan mengada-ada atau promosi berlebihan, namun fakta itu disampaikan langsung kepada saya orang-orang yang doanya dikabulkan setelah berdoa di TWI,” papar Silalahi yang lama bertugas di Pemda DKI Jakarta itu.

Diuraikannya, ada pasangan suami istri yang telah menikah selama 11 tahun tidak mendapatkan keturunan, setelah berdoa di TWI dikarunia anak dan kembali bersama anaknya ke TWI beberapa waktu lalu menyampaikan syukur kepada Tuhan.

Begitu juga sorang PNS yang ingin menjadi wakil Bupati di suatu daerah, akhirnya berhasil terpilih setelah sebelumnya berdoa di TWI, dan banyak pengunjung yang sebelumnya belum mendapatkan pekerjaan setelah berdoa di TWI, mendapatkan pekerjaan.
Fakta-fakta yang disampaikan Silalahi, mungkin saja bagi kebanyakan orang dinilai hanya sebagai “cerita” belaka, namun kenyataannya banyak juga pengunjung yang punya keyakinan doanya akan terkabul bila disampaikan di TWI.

Salah seorang pengunjung dari Bandung, Robert misalnya, mengaku datang ke TWI untuk berdoa dengan harapan dapat segera mendapatkan pekerjaan setelah diwisuda beberapa bulan lalu.

“Saya datang bersama keluarga kebetulan dalam rangka acara keluarga, namun karena saya mendengar banyak doa orang yang terkabul usai berdoa di TWI, saya juga ingin mencobanya,” ujar Robert tersipu.

Sedangkan menurut Brigjen (Purn) SM Simanjuntak keindahan TWI melebihi keindahan taman wisata di Tumohon Sulawesi, bahkan objek wisata di Israel.

Meski TWI kini sudah dikenal di kalangan wisatawan domestik dan asing, menurut Silalahi, pihaknya khawatir objek wisata yang dibangun bertujuan untuk meningkatkan kualitas iman, hanya menjadi objek wisata “sekilas pandang” saja, sehingga kiat untuk tetap membuat pengunjung datang kembali harus tetap diupayakan.

Untuk itu, menurutnya, Bupati Dairi DR MP Tumanggor yang memberikan perhatian sangat besar untuk pembangunan pariwisata di Dairi mengharapkan kepada Dinas Keparhub untuk tetap “memanjakan” pengunjung dengan pelayanan melalui kelengkapan fasilitas dan memberikan rasa nyaman dan keamanan bagi pengunjung.

“Karenanya kita sangat peka terhadap kenyamanan dan keamanan serta fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pengunjung, dan upaya untuk melengkapi fasilitas mendukung kenyamanan pengunjung terus dilakukan hingga kini antara lain dengan membangun tempat-tempat peristirahatan bagi pengunjung, areal parkir, dan tempat pemandian umum, serta fasilitas lain seperti mini market, restoran dan penginapan serta pengadaan air bersih sedang dalam tahap rencana pembangunan,” jelasnya.

Bupati Dairi juga berupaya mengajak berbagai kalangan untuk ikut berperan membangun TWI yang direncanakan akan diresmikan Presiden SBY Oktober mendatang, sehingga beberapa fasilitas yang ada di TWI merupakan bantuan dari berbagai pihak baik dari kalangan swasta maupun pemerintah.

Fasilitas-fasilitas yang telah ada saat ini di TWI antara lain, rumah ibadah 5 agama, gua Bunda Maria, 14 perjalanan salib, penginapan dengan biaya yang tergolong murah hanya Rp 150 ribu semalam, pengamanan (security) 24 jam, view (pemandangan) indah ke hamparan bukit hijau, auditorium dengan kapasitas 200 orang, wisata sungai alam, taman bermain bagi anak-anak serta akan memberikan pelayanan wisata pernikahan.
Disamping fasilitas yang telah ada tersebut, pemandangan di lokasi TWI yang terletak di atas areal 13 Ha itu sangat indah dan berhawa sejuk, sehingga para pengunjung tidak ingin hanya sebentar saja menikmati pesona alam di lokasi tersebut.
Bila fasilitas-fasilitas di TWI sudah memadai, pada tahun 2007, Dinas Keparhub menargetkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 135 ribu dengan pendapatan Rp 250 - Rp 300 juta.

Kalangan DPRD Dairi sendiri saat pembahasan P-APBD Dairi TA 2006 mengakui bahwa TWI merupakan proyek spektakuler yang diharapkan mampu sebagai “mesin” penghasil PAD bagi kabupaten Dairi untuk mendukung pelaksanaan pembangunan daerah.

Menurut anggota DPRD Dairi Pardomuan Nauli Simanjuntak, keberadaan TWI diharapkan selain mampu sebagai “primadona” penghasil PAD juga mampu menarik investor dan meningkatkan perekonomian masyarakat dan yang paling penting menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Dairi.

Semoga saja TWI dapat menjadi “saluran berkat” bagi masyarakat Dairi, selain dapat mendukung pembangunan daerah juga memberikan peningkatan bagi kesejahteraan masyarakat. Semoga, njuah-juah....

Selanjutnya

Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini