Breaking News

Potensi Emas Tanah Batak lebih 3,1 Juta Ons



PT NHN (Newmont Horas Nauli) sebuah perusahaan tambang emas di Batang Toru Tapsel saat ini mulai memasuki tahap feasibility study (studi kelayakan), setelah melakukan eksplorasi (pengeboran) emas pada 450 titik dengan menghabiskan dana 40 juta dolar AS dan diperkirakan tahun 2011 dapat dioperasionalkan.

Demikian diungkapkan Site Manager PT Newmont Horas Nauli Mr Marten Jonnes didampingi Community Relation Surya Atmaja kepada warta­wan, Rabu (19/10) di Medan, terkait dengan perkembangan karya kerja perusahaan tambang Amerika di Batang Toru Kabupaten Tapsel.

Disebutkan Marten Jonnes, pihaknya sudah menyelesaikan penelitian di daerah Martabe dan sedang melakukan feasibility study yang kemudian melakukan penelitian secara intensif ke daerah paling Selatan, seperti Aek Gambir, sehingga belum dilakukan pengeboran.

Dari tahapan kegiatan feasibility study, lanjut Marten, akan dilakukan berbagai studi kelayakan baik terhadap Amdal (analisis dampak mengenai lingkungan), maupun manajemen kerja dan operasional termasuk data-data terkait dengan hasil tambang, serta cadangan kandungan emas maupun jenis tambang lainnya.

“Kita perkirakan studi kelayakan dilakukan selama 2 tahun, meski izin dari pemerintah Indonesia c/q Departemen Pertambangan diberikan 1 tahun, tapi bisa diperpanjang kalau selama 1 tahun belum selesai,” ujar Marten.

Melalui studi kelayakan juga, kata Marten warga Australia itu, akan dilihat dan dirancang bentuk pengamanan-pengamanan, baik terhadap proyek pertambangan maupun berdampak pada lingkungan masyarakat dalam jangka panjang, seperti mengantisipasi terjadinya gempa yang paling dahsyat sebelumnya yang mencapai 9 SR.

Bahkan, ungkapnya lagi, semua hasil studi kelayakan yang dilaku­kan selama 2 tahun itu, termasuk Amdal dan cara penanganannya melalui berbagai pengamanan akan disampaikan kepada pemerintah Indonesia. Dalam hal ini sudah tentu pemerintah Indobnesia tidak langsung meneri­ma, tapi akan dilakukan penelitian berdasarkan standar internasional.

“Jika sudah ada persetujuan dari pemerintah, baru dilakukan kon­struksi pengerjaan material pertambangan. Paling tidak, hasil fea­sibility study itu akan menjadi pedoman bagi PT Newmont Horas Nauli untuk melaksanakan karya kerja selanjutnya,” katanya.

Diungkapkan juga, pengerjaan eksplorasi dengan melakukan pengebor­an di 450 titik bor yang kedalamannya sepanjang 71 Km sudah menghabis­kan biaya 40 juta US dolar dan cadangan kandungan emas sudah berhasil diperoleh mencapai 3,1 juta ons emas dan cadangan perak 36,7 juta ons.

Berkaitan dengan tuduhan sementara pihak tentang pertambangan PT Newmont Horas Nauli merusak hutan lindung dan menggunakan bahan berba­haya, Marten Jonnes dan Surya Atmaja membantahnya, karena dari peta Dinas Kehutanan Kabupaten Tapsel, kerja pengeboran yang dilakukan masih jauh di bawah kawasan hutan lindung dan selama operasi pengeboran tidak melakukan perusakan lingkungan, karena pohon-pohon yang diteban­gi dilakukan rehabilitasi oleh pihak Newmont selama 2 tahun.

Diakui mereka, sekarang ini terus menerus didengung-dengungkan bahwa kehadiran PT Newmont Horas Nauli di Tapsel menggunakan bahan berbahaya Cianida, tapi kenyataannya tidak seperti yang dituduhkan sementara pihak. “Secara teknis diakui eksplorasi yang diinformasikan kepada publik mengalami kesulitan, karena terkendala oleh dana,” ungkap Marten.

Selanjutnya