Breaking News

H.Yusuf Lubis: Batak Pasaman

Setelah ditemukannya terminologi, Batak Ekspat, Batak Hilir (Batak yang sudah migrasi ke Sumatera Timur) dan Batak Hulu (Batak yang masih di Bonapasogit) maka mungkin ada terminologi baru yang lain yang bernama Baatak Pasaman.

Pasaman adalah nama negeri si Sumbar yang diyakini sudah dihuni oleh orang-orang Batak sejak dahulu silam. Di antara mereka ada yang berasimilasi menjadi melayu minang tapi masih ada yang bertahan dengan identitas Batak mereka.

Kabupaten Pasaman, sekarang misalnya, dipimpin oleh Bupati H.Yusuf Lubis dan Kabupaten Pasaman Barat dengan Bupatinya Syah Iran Nasution.

Keberadaan orang Mandailing di SUmatra Barat seakan sudah menyatu. Bahkan dalam hal bahasa, di daerah ini sudah berbaur. Bahasa Mandailing dan Minang/Melayu Pesisir dengan mudahnya berganti2, tergantung siapa yang memulai berbicara.

Bagi Sumatra Barat sendiri, kehadiran orang Mandailing ini sudah tidak asing. Bahkan, pada periode yang lalu, putra Mandailing, Rusdi Lubis dipercaya menjaba sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Prop Sumbar, dia sempat mencalonkan diri jadi Wakil Gubernur namun kalah, walau di kabupaten PAsaman dan Pasaman Barat unggul.

Dari: http://pasaman.go.id


Lubuk Sikaping, April

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Pasaman jangan dilakukan asal jadi. Masyarakat diminta melakukan kontrol terhadap proyek pembangunan yang dilaksanakan dan kalau terbukti kontraktor bekerja tidak sesuai dengan aturan laporkan ke Bupati.

Demikian disampaikan Bupati Pasaman H.Yusuf Lubis, SH ketika memberikan sambutan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nurul Iman Kampung Petani Nagari Tarung-tarung Kec. Rao, Selasa (18/4).

Bagi Yusuf Lubis tidak lengkap kebahagiaan, jika tidak melihat lebih dekat kondisi, situasi yang dialami masyarakatnya. Gambaran ini terlihat usai mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Nurul Iman Rao dalam perjalanan menuju pulang bupati menyempatkan diri singgah di Pondok Tabah Hati Pegang Baru dan meninjau tempat rencana bumi perkemahan Pasaman di areal bendungan Panti Rao.

Saat bertatap muka dengan anggota Rabitah Wirid Yasin Nurul Hidayah Rao, bupati minta semua anggota wirid Yasin gigih dalam menegakkan siarnya Agama Islam.

“Di Pasaman bukan krisis ekonomi yang melanda, namun krisis moral. Ini ditandai masih banyak generasi muda yang suka minum minuman keras, menghisap ganja dan berbagai bentuk kelakuan yang tidak sesuai dengan agama dan adat istiadat,”jelas Yusuf.

Untuk itu, jelas Yusuf tugas terberat ke depan anggota wirid yasin termasuk seluruh masyarakat adalah betul-betul menggerakkan siarnya agama Islam.

Menyoal pelaksanaan pembangunan infrastruktur di berbagai tempat, Bupati Yusuf Lubis berpesan kepada masyarakat jangan takut melakukan penilaian. “Kalau kita temui pembangunan asal siap, tidak dipikirkan kualitasnya, silakan sampaikan ke bupati, nanti kalau memang terbukti tidak sesuai dengan ketentuan akan kita tindak,”jelasnya.

Dikatakan bahwa pembangunan di Pasaman akan dilakukan secara merata di 32 kenagarian. Namun untuk tahap awal, akan diprioritaskan daerah tertinggal, sehingga semua pelosok Pasaman sama merdeka.

ZIARAH KEMAKAM TUAN SYECH ABDULLAH UMAR

Dalam perjalanan pulang, bupati menyempatkan diri berziarah ke makam Tuan Syeh Abdullah Umar untuk menebus niatnya jika berhasil terpilih jadi bupati pasaman akan berziarah ke makam Tuan Syeh Abdullah Umar itu.

Menuju makam Tuan Syeh Abdullah Umar, bupati didampingi Ketua DPRD Pasaman Syamsuri, SE.SH.MM, Kabag Humas Drs.Hasiholan H. serta beberapa anggota rombongan lainnya dengan berjalan kaki sepanjang 1 km.

Tuan Syeh Abdullah Umar semasa hidupnya adalah sosok yang taat dalam beragama. Di tengah areal perkebunan dan hamparan sawah, Syeh Abdullah Umar mendirikan sebuah pondok yang diberi nama Pondok Tabah Hati. Pondok itu diperuntukkan untuk tempat suluk dan pengajian bagi warga Pasaman. Biasanya, kegiatan suluk dilakukan 4 kali setahun.

Setelah Tuan Syeh Abdullah Umar meninggal kurang lebih 15 tahun lalu, kini pondok tersebut diteruskan pembinaannya oleh anaknya Halipah Yakin.

Makam Tuan Syeh Abdullah Umar terletak disamping kiri pondok tabah hati terlihat terawat dengan bersih.

Ketika itu Halipah Yakin menuturkan bahwa semasa hidupnya Tuan Syeh Abdullah Umar berpesan agar Pondok Tabah Hati terus dilanjutkan untuk tempat pengajian.

Ketika itu bupati menyebutkan bahwa Pemkab Pasaman akan mengusahakan membantu perbaikan bangunan pondok bangunan tua itu. Sehingga ibu-ibu yang mengaji di pondok ini akan merasa senang dan nyaman, jelas Yusuf. (Welina)


Tersedia Banyak Peluang untuk Investor Berkiprah


SEBAGAI daerah otonom baru, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, sangat optimistis menatap masa depan. Pasaman Barat berani "memisahkan" diri dari kabupaten induk (Kabupaten Pasaman) karena memiliki banyak potensi yang membanggakan. Potensi itu selama ini sudah banyak yang diusahakan, namun masih banyak juga yang belum termanfaatkan secara optimal, padahal bernilai ekonomi tinggi.

"Kabupaten Pasaman Barat merupakan daerah potensial yang selama ini potensinya belum termanfaatkan secara optimal. Karenanya, tugas dari penjabat bupati adalah mempersiapkan aspek kelembagaan, peranti administrasi, dan penciptaan iklim investasi yang kondusif," ujar Gubernur Sumbar Zainal Bakar.

Hal senada dikemukakan sejumlah tokoh masyarakat Pasaman Barat, seperti Rusdi Lubis (Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar) dan Yulrizal Baharin (Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Sumbar). "Potensi yang sangat banyak dan bernilai ekonomi tinggi itu hanya tinggal menunggu pemodal. Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat nanti akan memfasilitasi," ujar keduanya.

Penjabat Bupati Pasaman Barat Zamri menyatakan, selama ini orang baru mengenal Pasaman Barat sebagai "mutiara hijau", daerah perkebunan kelapa sawit terluas di Sumbar, dengan luas areal yang telah diusahakan sekitar 120.000 hektar (ha). Peluang untuk membuka perkebunan baru pun masih ada.

Walau sebagian besar lahan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, masih ada lahan produktif dan potensial untuk dibudidayakan seluas 143.043 ha, yang terdiri dari rawa (11,3 persen), sawah bera/tidur (9,9 persen), kebun tidak produktif (18,9 persen), tegalan bera/tidur (10,7 persen), ladang berpindah/tidur (23,3 persen), dan sisanya lahan alang-alang.

Zamri memaparkan, dengan pengembangan potensi yang sudah berjalan sampai saat ini saja, penerimaan daerah seluas 4.248,40 kilometer persegi ini sudah relatif besar, yaitu mencapai Rp 42,172 miliar. Karena itu tak perlu heran, daerah berpenduduk 323.505 jiwa ini memiliki 67 lembaga keuangan; tujuh perbankan dan 60 nonperbankan.

Pasaman Barat boleh dikata daerah yang relatif makmur dan tanah harapan. Tak salah, pada zaman pemerintahan Hindia Belanda dulu, wilayah Pasaman Barat menjadi bagian dari Afdeling Agam atau Onderafdeeling Ophir, yang berpusat di Talu. Karena itu, perekonomian masyarakat di daerah ini cukup maju dan berkembang. Salah satu indikasinya bisa kita lihat dari kepemilikan mobil dan sepeda motor. Menurut data, terdapat 3.487 warga yang mempunyai kendaraan roda empat dan 11.581 warga mempunyai kendaraan sepeda motor.


PEMERINTAH Kabupaten Pasaman Barat kini tengah gencar mencari investor. Rupanya, sebanyak yang dihubungi, sebanyak itu pula yang tertarik.

Zamri menjelaskan, ada peluang dalam industri minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dengan membangun pabrik CPO. Lahan yang telah disiapkan di Kecamatan Kinali dengan perkiraan investasi sekitar Rp 120 miliar. Kemudian industri hilir CPO (industri minyak goreng) dengan perkiraan investasi Rp 25 miliar sampai Rp 50 miliar, lokasinya di Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Kinali.

"Jika setiap 600 hektar sawit butuh satu pabrik pengolah CPO, maka jika diasumsikan nantinya ada 120.000 hektar sawit akan membutuhkan 20 pabrik. Ini akan menyerap tenaga kerja serta akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tidak saja industri hulu, tetapi juga industri hilir seperti jasa transportasi dan industri yang memanfaatkan CPO dan sebagainya," kata Zamri.

Selain itu juga ada peluang membuka industri hilir untuk produk-produk bahan dari karet, industri hasil tepung/pasta cokelat, dan industri hasil pertanian berupa pakan ayam/ikan. "Saya sudah hubungi beberapa calon investor di Jakarta, tampaknya mereka tertarik menanam modal ke Pasaman Barat," ungkap Zamri pula.

Di bidang perkebunan, ada peluang investasi dalam budidaya gambir, budidaya kelapa sawit, kopi arabika, serta pisang arabika. Jeruk manis dan salak ujung gading yang spesifik, yang selama ini sudah dikenal luas di Padang, Pekanbaru, bahkan Jakarta, juga terbuka peluang mengusahakan dan mengembangkannya di daerah ini.

Soal bahan tambang, Pasaman Barat juga kaya. Sejak zaman penjajahan Belanda, di wilayah Pasaman Barat sudah diketahui ada potensi tambang emas. Masyarakat secara tradisional membuktikan kenyataan itu dengan mendulang emas di pinggir-pinggir kali ataupun di kaki-kaki bukit.

"Selain itu juga ada bahan baku untuk industri semen di Desa Muaro Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh, yang depositnya tersedia 2 miliar ton dengan luas sebaran 2.500 hektar, bisa untuk produksi selama 300 tahun. Setidaknya di Pasaman Barat terbuka peluang membuka industri semen," tambah Zamri.

Pasaman Barat adalah daerah bahari yang memiliki pantai sepanjang lebih kurang 100 km. Dalam hal ini, menurut Zamri, terbuka peluang investasi pengembangan sektor kelautan, budidaya udang, rumput laut, dan potensi kelautan lainnya. Gubernur Zainal Bakar bahkan mengharapkan Pelabuhan Airbangis dikembangkan menjadi pelabuhan samudra.

Menjadikan Pelabuhan Airbangis sebagai pelabuhan samudra itu sejalan dengan daerah ini yang menggalakkan dan mendorong berkembangnya berbagai jenis industri, yang produksinya bisa dikapalkan dari Airbangis. (YURNALDI)
Selanjutnya

Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini