Breaking News

Penjajahan Belanda; Mimpi Buruk Tak Terlupakan


Sekitar 10 anggota kelompok yang menamakan diri Komite Nasional Pembela Martabat Bangsa Indonesia (KNPMBI) berunjuk rasa di Kedutaan Besar (Kedubes) Kerajaan Belanda, Rabu (20/3). Mereka memrotes perayaan besar-besaran 400 tahun berdirinya maskapai dagang VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) yang menurut rencana diselenggarakan di Belanda sepanjang tahun 2002 ini.

Dikutip dari kompas.com, pada sekitar pukul 10.00 rombongan pengunjuk rasa menggelar spanduk di depan Gedung Kedubes Belanda bertuliskan tiga tuntutan pada Pemerintah Belanda. Mereka menuntut Pemerintah Belanda meminta maaf kepada bangsa Indonesia atas penjajahan dan berbagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat terhadap bangsa Indoneaia.

Menurut Ketua Umum KNPMBI Batara Hutagalung, berdirinya VOC pada 1602 merupakan awal masa penjajahan Belanda yang membawa kemiskinan, kesengsaraan, bahkan kematian bagi ratusan ribu rakyat Indonesia. "Sangat ironis apabila peristiwa-peristiwa yang membawa malapetaka bagi bangsa Indonesia akan dirayakan secara besar-besaran oleh bangsa bekas penjajah sebagai zaman keemasan. Merayakan kejayaan VOC sama dengan berpesta pora di atas kesengsaraan dan kematian ratusan ribu rakyat Indonesia yang dibantai serdadu VOC," papar Hutagalung usai diterima oleh Wakil Duta Besar Belanda Alphonsus Stoelinga.

Mereka menyampaikan tuntutan kepada Pemerintah Belanda Tuntutan lain yang disampaikan para pengunjuk rasa -yang sebagian adalah para eksponen Angkatan '45- adalah dihapuskannya seluruh utang Republik Indonesia (RI) kepada Pemerintah Belanda maupun institusi-institusi Belanda. Pemerintah Belanda juga dituntut memberi kompensasi atas pengurasan kekayaan Indonesia dan pembantaian ratusan ribu rakyat Indonesia.

Dalam naskah tuntutan yang juga dibagi-bagikan kepada wartawan, KNPMBI mengimbau Pemerintah RI dan wakil-wakil rakyat Indonesia di DPR mengajukan protes terhadap upaya Belanda mengagungkan zaman kolonialisme mereka. Karena, hal itu dianggap menghina bangsa Indonesia.

Sementara itu, Pejabat Pers dan Kebudayaan Kedubes Belanda Anne van Leeuwen menyatakan, pertemuan antara para pengunjuk rasa dengan Wakil Dubes Belanda berlangsung dalam suasana bersahabat. Kedubes Belanda berjanji menyampaikan tuntutan yang diajukan para pengunjuk rasa kepada Pemerintah Belanda di Den Haag.

Ia menjelaskan, apa yang di-katakan sebagai perayaan ulang tahun VOC di Belanda sebenarnya hanyalah peringatan dalam bentuk berbagai pameran dan diskusi tentang sejarah perusahaan dagang itu.

"Acara-acara peringatan ini dilakukan atas prakarsa masyarakat dan pihak-pihak swasta. Pemerintah Belanda sama sekali tak terlibat di da-lamnya," ujar Van Leeuwen yang dijumpai setelah berakhirnya aksi unjuk rasa, sekitar pukul 11.30. (muk)
Selanjutnya