Anakkok hi Do Hamoraon diau. Kalimat yang Indah, namun sangat materialistik.
Ada Banyak penafsiran mengenai kalimat ini. Betapa anak sangat dihargai oleh orang tuanya(?) atau betapa anak hanya sekedar hamoraon bagi orang tuanya.
Tanpa menyampingkan makna positifnya, banyak ortu Batak yang memang menganggap anaknya sebagai "pembor" harta karun atau "pendulang" rezeki agar pamor/reputasi keluarga meningkat di khalayak umum.
Di Humbahas, misalnya, saya melihat sendiri ortu-ortu berani menyogok agar anaknya diteriam CPNS. Mereka percaya, paling dua tahun; anaknya akan bisa mengembalikan uang tersebut. Selanjutnya, enaklah... bisa ongkang-ongkang kaki, karena punya anak pegawai. Pegawai yang terdorong untuk "korupsi" pastinya.
Komen saudara di atas, banyak sekali betulnya. Walau tidak dapat dipungkiri, di budaya batak, banyak juga sisi positif yang dapat kita kembangkan. Long Live Batak
http://humbahas.blogspot.com/