Tembak Keluarga Mantan Kadis Pariwisata Sumut
Medan, (Analisa)
Empat kawanan penjahat bersenjata api (senpi) diduga para pembunuh bayaran meneror dan melukai dua anak dan menantu mantan Kadis Pariwisata Sumut di Jalan Sei Belutu 37 Medan, Minggu (21/5) sekitar pukul 08.15 WIB.
Akibatnya, kedua anggota keluarga mantan Kadis Pariwisata Sumut Dr Ezra Munthe MSc dengan mantan istrinya Kombes Pol Purn Pitta Emma Sitompul alias Emma (62), masing-masing Gerald Munthe (33) putra kedua dan Hourmat Howgen (36) selaku menantu, diboyong ke Rumah Sakit Sarah Medan guna mendapatkan pertolongan medis.
Anak kedua dari tiga bersaudara, Gerald Munthe menderita luka tembakan di paha kiri, sedangkan Hourmat Howgen suami Grace Suzane (35, putri sulung Emma) yang merupakan pria keturunan Kazakhstan (negara pecahan Rusia) yang juga penduduk negara China menderita luka tembak dan diserempet peluru di bagian kepala.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Analisa dari tempat kejadian perkara (TKP), pagi itu keluarga tengah bersiap-siap menjalankan ibadah dengan mengikuti kebaktian di gereja.
Waktu itu, Ema yang kini berprofesi sebagai pengacara tengah berada di kamar anaknya Suzane di sebelah kanan ruang tamu yang tengah menyiapkan baju akan dipakai pergi ke gereja.
Tanpa diketahui, masuk dari pagar depan rumah kebetulan tak terkunci, empat pria yang langsung berjalan melewati pagar samping kiri menuju ke belakang rumah.
Setibanya di belakang rumah, keempat tersangka kemudian menerobos masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang yang juga tak terkunci.
Setibanya di dalam ruangan rumah para penjahat berpencar, salah seorang yang diperkirakan memegang senpi jenis FN berjaga-jaga di pintu masuk belakang. Sedangkan ketiga penjahat lainnya bergegas menuju kamar Suzane.
Di kamar tersebut, orang tak dikenal (OTK) yang diduga pembunuh bayaran itu langsung menodongkan senpi ke kepala Grace yang juga seorang notaris serta dua penjahat lainnya ke arah Ema dan Howkin.
Menurut Grace kepada petugas, salah seorang di antaranya sempat menghardik dan berteriak supaya keluarganya tak turut campur dan menghentikan aktivitasnya mencampuri urusan orang lain.
Berselang beberapa menit kemudian keluar putra kedua korban dari kamarnya, yang terbangun ketika mendengar keributan (pertengkaran) berasal dari kamar kakaknya. Gerald langsung berlari ke arah ketiga tersangka yang tengah berada di kamar.
Pria ini kemudian menerjang para tersangka guna memberikan perlawanan, diikuti anak dan menantu Emma. Melihat kedatangan Gerald, seorang tersangka yang berjaga di pintu belakang kemudian masuk ke kamar memberikan bantuan.
Saat itu, di dalam kamar terjadi pergumulan antara korban dengan para penjahat satu lawan satu disaksikan anak Grace (5) terbangun kemudian bersembunyi di samping lemari penuh ketakutan.
Di tengah pergumulan para penjahat itu meletuskan senjata apinya yang mencederai dua korban. Setelah itu para penjahat tergesa-gesa melarikan diri.
Salah seorang tersangka meninggalkan topi petnya di TKP yang terjatuh saat terjadinya pergumulan.
Dari keterangan warga yang mendengar letusan senpi, Tasran, beberapa saat setelah itu terlihat satu unit Kijang Inova bergegas tancap gas yang tadinya parkir di depan rumah dengan kecepatan tinggi menuju Jalan Setia Budi.
Sedangkan menurut Emma kepada petugas, para pelaku diduga mengendarai sepeda motor Yamaha RX King.
Korban kemudian melaporkan kejadian tersebut kepolisi. Tak lama, personil Polsekta Sunggal yang dipimpin Kapolsekta AKP Erwin Kurniawan SIK bersama tim Poltabes dan Brimob langsung terjun ke TKP melakukan penyisiran serta penyidikan.
Di TKP petugas menemukan tiga proyektil peluru di perkirakan berasal dari senpi jenis Cold. Satu proyektil peluru timah menempel di dinding sedangkan dua proyektil lainnya ditemukan ditemukan dalam laci setelah menembus dan melubangi buffet (lemari kecil) dengan posisi berdekatan (sejajar).
BUKAN PERAMPOKAN
Kasat Reserse Poltabes Medan AKP Sandy Nugroho ketika dikonfirmasi Analisa di TKP menyatakan kejadian yang menimpa keluarga Kompol Purn Pitta Emma Sitompul bukan kasus perampokan (pasal 365), tetapi kasus pengancaman menggunakan senjata api.
“Polisi hingga kini sedang mengumpulkan keterangan dari para korban guna mengetahui motif pelaku,” ujarnya ketika ditanyakan motif peristiwa tersebut.
Hal senada juga diungkapkan Kapolsekta Sunggal Erwin Kurniawan SIk yang menyatakan para pelaku berjumlah empat orang bersenpi.
Erwin membantah kasus tersebut merupakan kasus perampokan sebab para pelaku tak menguras atau mengambil harta benda korbannya.
“Tak ada benda berharga milik korban yang diambil para penjahat itu,” tandas Erwin seraya menyatakan hingga kini polisi sedang menyelidiki motif dan keberadaan para pelaku.
Berdasarkan pemantauan Analisa di TKP hingga sore hari petugas Juru Periksa Serse Polsekta Sunggal memintai keterangan para korban serta saksi mata.
DIRAWAT
Sementara itu, korban penembakan Hourmat Hougen (36) kebangsaan Kazakhstan dan Gelard Munthe (33) dirawat di ruang C1 dan C3 Rumah Sakit Sarah kawasan Petisah.
Menurut keterangan dr Johannes Munthe SpB korban terlebih dahulu mendapatkan perawatan pertama di RS Brimob Jalan KH Wahid Hasyim kemudian dirujuk ke RS Sarah.
Ditambahkan, korban Gelard Munthe mengalami luka tembakan di sekitar pangkal paha bagian kiri sedang dan Hourmat mengalami luka tembak di bagian pangkal paha kanan atas serta luka terserempet peluru di bagian kepala belakang.
Pantauan Analisa di RS Sarah, kedua korban masih trauma sehingga belum mau memberi keterangan kepada wartawan.
Sebelumnya kedua korban dirawat di ruangan VIP C1, tetapi untuk menjaga kesehatan terpaksa dipisahkan. Sewaktu pemindahan Gelard Munthe terlihat sangat lemas. (aru/maf/foto: maf)
Selanjutnya
Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini