KDRT Ala Batak
Stabat, (Analisa)
Sungguh ironis nasib dialami Hilda Sari br Tampubolon (16), warga Dusun Pangkalan Garip Desa Pematang Cengal Kecamatan Tanjung Pura, Langkat hingga mengalami depresi akibat diperlakukan secara tidak manusiawi secara terus menerus serta dianiaya kedua orang tuanya dalam kurun waktu setahun belakangan.
Menurut keterangan korban kepada Analisa di Mapolsek Tanjung Pura, Kamis (2/11), perlakuan yang sangat tidak manusiawi itu kerap dialaminya hampir setiap hari sejak ia menetap dengan ayah kandungnya serta ibu tirinya di Dusun Pangkalan Garip Desa Pematang Cengal Kecamatan Tanjung Pura.
Sebelumnya, ia tidak pernah mendapat perlakuan yang begitu kejam dari siapapun karena dahulu ia tinggal dengan opungnya di Lubuk Pakam sejak ibu kandungnya Dorita br Sitorus meninggal dunia ketika melahirkannya.
Namun, saat opungnya juga mengalami hal yang sama dengan ibunya akhirnya ia tinggal di tempat ayahnya di Tanjung Pura.
Harapannya ketika menuju tempat ayah kandungnya dan tinggal di sana, ia akan mendapat perhatian yang lebih. Tetapi, apa yang mau hendak dikata akhirnya ia mendapat banyak siksaan yang sangat kejam.
Seperti jari tangannya pernah sengaja dijepitkan di pintu dan mukanya dicakar ibu tirinya, gara-gara ia tidak mau mengerjakan sesuatu pekerjaan rumah dan kepalanya juga pernah dipukul dengan batu gilingan hingga berdarah.
Sedang ayah kandungnya yang seharusnya melindungi serta menjaganya, malah lebih kejam dari ibu tirinya dengan cara memukul serta menonjok bibirnya dan membakar kedua bagian tangannya dengan cara menyulut api rokok.
Kalau ia ingin makan harus memasak terlebih dahulu saat kedua orang tuanya tidak ada, itupun mendapatkan uang dari tetangganya yang iba terhadapnya.
Kalaupun mau makan apabila kedua orang tuanya ada di rumah, ia makan dengan secara terpisah. Karena sering mendapat perlakuan tidak manusiawi, ia pernah kabur dari rumah orangtuanya tapi setelah melarikan diri ke tetangganya, ia dipaksa agar kembali ke rumahnya.
Tetapi, akhirnya ia berhasil lepas dari siksaan kedua orangtuanya dengan kembali kabur ke tetangganya dan tetangganya mengantarkan ia ke kepala dusun untuk menetap sementara.
Tak beberapa lama berselang, ada seorang tetangganya yang baik hati menerimanya dan tinggal sementara di rumahnya untuk menghindari siksaan dari kedua orang tuanya.
Sementara ayah kandungnya Manahan Tampubolon (41) dan ibu tirinya Denti br Siahaan (35) ketika dikonfirmasi Analisa, Kamis (2/11) di Mapolsek Tanjung Pura terkait penyiksaan terhadap putrinya mengatakan, memang benar memukulnya serta menampar tetapi tidak benar menyiksanya.
“Kalaupun dipukul karena putrinya tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah yang diperintahkan ibunya maupun saya,” katanya.
Kalau putrinya kabur dari rumahnya bukan karena siksaan darinya maupun ibunya, tetapi karena putrinya memang suka keluar rumah dan sering pergi bertandang tempat tetangganya.
Terkait luka yang ada di tangan putrinya itu, ia mengatakan merupakan luka kudis yang sudah lama diderita anaknya dan sengaja dikupas-kupas putrinya agar terkesan luka disiksa, tambah ayah kandungnya.
Kapolsek Tanjung Pura AKP M.Yakub melalui Kanit Reskrim Ipda Ahmad Aslim ketika dikonfirmasi Analisa, Kamis (2/11) di Mapolsek Tanjung Pura mengatakan, untuk saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap korban dan kedua orang tuanya serta memintai keterangan dari beberapa orang saksi.
Selanjutnya
Nappuna Blog
Sejarah Batak
Sejarah Batak II
Kesultanan Batak
Sejarah Pakkat (Rambe)
Dinasti-dinasti Batak
Arsip Bakkara
Guru Patimpus
Pendidikan Batak
Simalungun
Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini