Breaking News

Superkomputer Rakitan LIPI

KETIKA masih di sekolah dasar, berhitung matematika mulai dari satu, dua, tiga, hingga sepuluh terasa sangat sulit. Seringkali meski sudah dihapalkan, tetap saja angka-angka tersebut belum juga fasih diucapkan. Coba bandingkan bagaimana selanjutnya ketika Anda beranjak ke bangku SMP? Pelajaran SD , terasa lebih mudah, namun sudut cosinus tangent ternyata jauh lebih rumit lagi.

Tak hanya sampai di situ, mata pelajaran di bangku Sekolah Menengah Atas seperti model turunan, hingga ke rumus-rumus diferensial membuat Anda diwajibkan memiliki sebuah kalkulator canggih layaknya komputer. Lalu bagaimana saat kuliah dan bekerja? Komputer adalah alat bantu segalanya. Pada era modern ini komputer dianggap cukup membantu memecahkan segala jenis persoalan. Namun bagi ilmuwan ternyata itu tidak cukup. "Semakin modern ilmu pengetahuan yang diketahui manusia ternyata hitungan yang diketahui jauh lebih rumit lagi dan ilmuwan membutuhkan tidak hanya komputer, tapi sebuah superkomputer," demikian ujar Laksana Tri Handoko, Peneliti Teori Fisika LIPI. Untuk alasan itu, manusia terus membangun model superkomputer dan terus membangunnya. Bahkan menurutnya, kini sebuah model tiruan superkomputer yang dianalogikan dengan otak manusia tengah dibangun. Tujuannya untuk membentuk perangkat yang benar-benar supercerdas. Superkomputer LIPI Superkomputer yang dimiliki LIPI saat ini posisinya berada di Pusat Penelitian Fisika Puspitek Serpong. Selain digunakan oleh para peneliti bidang Fisika dan peneliti lain, superkomputer yang menyala 24 jam ini juga ditawarkan untuk umum. Handoko menyebutkan, siapa saja yang akan melakukan hitungan dengan tingkat kesulitan tinggi dapat menggunakan superkomputer tersebut secara gratis. Bila dilihat dari jenisnya, superkomputer ini sangat langka dan terbilang cukup unik karena hasil rakitan sendiri. Rangkaiannya hanya ditempatkan pada boks kaca yang dibentuk seperti lemari dengan ukuran 1,5 x 2 meter. Keunikan lainnya adalah superkomputer yang dirakit oleh Handoko dan tim ini beberapa spare part-nya masih menggunakan model Pentium 486. "Pentium lama tetap kami pakai, karena pada dasarnya memang tugas komputer ini hanyalah melakukan penghitungan," ujarnya. Perangkatnya cukup sederhana dan merakitnya tidak sesulit yang dibayangkan. Kebutuhan perangkat yang dibutuhkan adalah jenis mother board, RAM dan LAN card. Sementara komponen lain seperti Hardisk, video grafis, modem dan lainnya tidak di gunakan. Meski begitu, kemampuan superkomputer rakitannya memiliki kecepatan yang cukup handal. Bila dimasukkan dalam kategori superkomputer dunia, rakitannya tersebut masih berada di atas tingkatan superkomputer terendah. "Diprediksi kecepatan superkomputer ini dapat mencapai 150 gigaflops. Sebagai perbandingan untuk jenis superkomputer terendah kecepatannya berada pada kisaran 135 gigaflops," ujar Handoko. Rakitan sendiri Super komputer pada dasarnya adalah gabungan dari beberapa komputer yang dijadikan satu. Perangkatnya sangat sederhana dan pada prinsipnya menyerupai jaringan komputer di kantor. Di perusahaan dan di bank-bank, biasanya sistem administrasi menggunakan model pengabungan komputer semacam ini, namun jumlahnya hanya beberapa dan tidak dirangkai untuk kepentingan perhitungan yang cepat. Untuk menjadikannya lebih cerdas dan memiliki kemampuan yang lebih cepat, komputer harus memiliki sistem yang dapat membagi-bagi suatu perintah. Sistem pembagi ini terdapat dalam satu perangkat PC. Selanjutnya tugas operasi dapat dibagi-bagikan ke rangkaian komputer lain yang disebut dengan note. Di Pusat Penelitian Fisika, jumlah komputer (note) mencapai 45 buah.