Breaking News

PLTN di Babel Adalah Kebanggaan Baru

Jika rencana pembangunan PLTN di Provinsi Bangka Belitung (Babel) terwujud maka selain teratasinya krisis listrik yang terjadi, PLTN juga merupakan kebanggaan baru masyarakat Babel. Dahulu Babel adalah penghasil lada dan timah putih terbesar namun saat ini produksi keduanya sudah turun drastis. Demikian disampaikan Walikota Pangkal Pinang Zulkarnain Karim pada Focus Group Discussion (FGD) tentang PLTN Rabu malam (09/06/2010).

Bertempat di Hotel Bumi Asih Pangkal Pinang, selain walikota, FGD juga dihadiri oleh para pengusaha dan pemangku kepentingan di Pangkal Pinang. FGD sendiri berlangsung dalam suasana santai namun fokus membahas perlunya PLTN dibangun di Babel.





Selanjutnya Zulkarnain menyebutkan saat ini perjalanan PLTN di Babel sudah cukup jauh dan memasuki tahap riset calon tapak, ia mempunyai usul untuk mengumpulkan 30.000 tanda tangan masyarakat Babel untuk mendukung PLTN di Babel. Menurutnya jangan sampai ada tirani minoritas dari segelintir orang yang mengatasnamakan rakyat dan menolak PLTN padahal saat ini rakyat benar-benar sedang mengalami krisis listrik yang parah. Kalangan media pun sangat mendukung rencana pembangunan PLTN di Babel, bahkan memiliki semboyan tersendiri “Yok, kite punya PLTN”.

Kebutuhan Babel saat ini sekitar 600 MW, jika ada dua unit PLTN saja dengan masing-masing kapasitas 1.300 MW maka sekitar 2.000 MW sisanya dapat diekspor keluar Babel seperti ke Sumatera dan daerah-daerah lainnya.

Salah seorang putra daerah Babel yang baru saja menerima penghargaan kalpataru Johan Riduan menyebutkan pada prinsipnya masyarakat Babel hidupnya bergantung dari timah, bagaimana jika kemudian produksi timah habis? Johan menyebutkan perlu adanya diversifikasi usaha di bidang lainnya seperti pariwisata, industri dll, yang penting menurutnya adalah masyarakat memiliki modal kapital. Ketersediaan energi yang cukup dalam hal ini listrik sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga kebutuhan akan PLTN di Babel adalah mutlak.

Sementara itu Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil Litbang dan Pemasyarakatan Iptek Nuklir (PHLPN) BATAN Taswanda Taryo menyatakan perlunya statemen tegas dari pemerintah pusat untuk membangun PLTN. BATAN sendiri juga sudah melaksanakan amanat Inpres no.1 Tahun 2010 untuk melakukan sosialisasi iptek nuklir diantaranya melalui media campaign, informasi dan edukasi publik serta pemberdayaan masyarakat. FGD sendiri berlangsung hangat hingga larut malam. Antusiasme para peserta terlihat dengan saling bergantian secara aktif memberi pendapat, serta saran terkait dengan PLTN. (eph)