Muhaimin Setuju Menteri Lepas Jabatan di Parpol
"Pada prinsipnya, siapapun yang jadi menteri harus melepaskan jabatan partai," kata Muhaimin di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa.
Menurut Muhaimin, ia sudah bertemu dengan Jokowi dan PDIP. Jokowi ingin kabinet nanti merupakan kabinet kerja dan menjunjung kebersamaan di dalam menjalankan pemerintahan.
"Siapapun yang diangkat Pak Jokowi, dari Nasdem, PKB, atau lainnya spiritnya lepas jabatan (partai)," katanya.
Ditanya apakah ia siap mundur dari jabatan ketua umum PKB jika masuk dalam kabinet nanti, Muhaimin yang berpeluang besar terpilih kembali sebagai ketua umum dalam Muktamar PKB pada 30 Agustus nanti dengan diplomatis menyatakan,"Kalau belum ditawarkan jangan ngomong siap, nanti ge-er. Sampai hari ini tak ada tawaran menteri, saya harus konsentrasi dalam muktamar".
Selain itu, kata Muhaimin, sampai saat ini pihaknya tidak berpikir ditawari menteri atau tidak.
Menurut Muhaimin, saat ini belum ada pembicaraan mengenai nama-nama yang masuk kabinet Jokowi-JK. Pembicaraan baru pada tahap struktur kabinet dan pengendalian APBN agar tak defisit karena subsidi besar.
"Mungkin September baru diajak membahas kabinet, sepenuhnya di tangan Pak Jokowi, kita tak memaksakan," katanya.
Sebelumnya Muhaimin berpendapat menteri memang harus fokus dengan pekerjaannya, namun Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabinet Indonesia Bersatu II itu kurang sependapat jika menteri harus melepas jabatan kepartaian.
Secara terpisah, Sekjen PKB Imam Nahrawi mengamini pernyataan Muhaimin yang mulai menyetujui ide menteri harus melepas simbol kepartaian.
"Cak Imin dan Pak Jokowi sesungguhnya seide dan senafas. Mempertimbangkan kepentingan yang lebih besar, yakni bangsa dan negara, gagasan itu layak didukung," katanya.
Menurut dia, gagasan agar menteri kabinet Jokowi-JK melepaskan simbol kepartaian adalah ide yang baik dengan tujuan agar menteri bisa berkonsentrasi penuh untuk menyukseskan visi besar Jokowi-JK seperti yang dijanjikan pada masa kampanye lalu.
"PKB dan partai koalisi pendukung Jokowi-JK sudah bersama-sama berjuang memenangkan Pilpres. Sudah selayaknya kebersamaan ini kita jaga selama lima tahun ke depan untuk suksesnya program-program yang dijanjikan Pak Jokowi dan Pak JK, seperti Indonesia pintar dan Indonesia sehat," kata Imam. (antara)