Breaking News

Di London, Tuan Guru Bajang Kemukakan Gagasan Bangun Indonesia 2030

HUMBAHASTIMES -- Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi menghadiri konferensi ke-9 Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sedunia  (Indonesian Scholars International Convention 9th)  di Kota Warwick Inggris, London, Rabu (26/7).

Pertemuan  yang rutin dilaksanakan setiap tahun secara bergilir di semua negara di dunia, diskusi berbagai isu yang berkembang baik di dunia maupun Indonesia. Tahun ini, giliran Inggris  menjadi tuan rumahnya. Konferensi yang diselenggarakan di Gedung Warwick Centre Kota Warwick Inggris itu, merupakan event gabungan Konvensi Internasional Peneliti Indonesia  (ISIC) dan Symposium Internasional ke-9 Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia.

Sebanyak 1.500 peneliti dan pemuda pelajar dunia, mengupas  tema pokok Akselerasi Sumber Daya Potensial Indonesia Menyongsong 2030. Pada kegiatan itu, Gubernur NTB menjadi pembicara pada diskusi panelis utama (main panel discussion). Membawakan  materi, “Strategi Terbaik Menyiapkan Generasi Muda Indonesia Menyongsong Bonus Demografi 2030”. Beberapa gagasan dan strategi terbaik menyiapkan generasi muda indonesia memanfaatkan  bonus demografi pada tahun 2030 yang akan dinikmati Indonesia. TGB (Tuan Guru Bajang), panggilan Gubernur, mengatakan,di era itu, diperkirakan sebagian besar populasi di Indonesia didominasi penduduk usia produktif.

TGB menguraikan bagaimana strategi transformasi pemuda untuk menyongsong persaingan global di masa yang akan datang. Salah satu kunci utama bagi pemuda untuk melakukan transformasi diri adalah pendidikan. Menurutnya, apabila suatu negara atau daerah ingin maju, kuat dan sejahtera, maka yang perlu diperkuat adalah pendidikan. Maka, di NTB, pemerintah secara konsisten mengalokasikan 20 persen anggaran untuk pendidikan.

Selama ini telah menyediakan banyak anggaran untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemuda melalui beasiswa, peningkatan kapasitas guru, peningkatan metode pengajaran, serta membangun sekolah di daerah-daerah terpencil.

TGB juga menjelaskan berbagai inovasi dan strategi yang dilakukannya untuk mempersiapkan generasi yang dapat menikmati Bonus Demografi 2030 mendatang. Kebijakan populer yang sampaikan TGB di antaranya melakukan reviltasliasi, fasilitasi dan penguatan peranan pemuda bagi pertumbuhan ekonomi, melalui pelatihan skill dan manajemen usaha.

Termasuk penguatan peran dan keterlibatan mahasiswa untuk program pendampingan bagi ibu hamil dan bayi, yang dikenal program ASHAR (Aksi Seribu Hari Pertama Setelah Melahirkan), menciptkan 200.000 wirausahawan baru dan mendorong peningkatan kualitas UMKM. Kebijakan lain, menumbuhkan semangat kepeloporan pemuda dalam menciptakan desa wisata berdasarkan ciri khas dan potensi setempat dengan tetap menjaga kelesatarian hutan dan lingkungan, serta menumbuhkan minat baca dan mengembangkan usaha kecil menengah dengan memanfaatkan bahan baku lokal.

Paparan TGB itu, membuat peserta diskusi semakin penasaran dan antusias atas gagasan dan pemikiran dari Gubernur yang pernah nencatat rekor muri sebagai Gubernur termuda di Indonesia itu. Mereka tampaknya ingin mengetahui dan mendengar penjelasan langsung dari sumber yang tepat, tentang capaian kemajuan pembangunan NTB yang selama ini mereka hanya dapatkan dari media dan informasi dari mulut ke mulut.

Antusiasme itu juga ditunjukkan ketika memasuki sesi tanya jawab.  Saat itu TGB banyak mendapat pertanyaan terkait strategi mewujudkan keberhasilan pembangunan daerah. Kebijakan kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan pembangunan, serta  pemikirannya  mempersiapkan generasi muda untuk menatap masa depan, serta strategi dan kebijakan  yang perlu dilakukan sebagai modal bagi generasi untuk menghadapi tantangan. TGB juga diminta gagasannya tentang cara menghadapi tantangan dan tips  berkompetisi sehingga bisa berhasil.

TGB memaparkan fakta fakta yang dihadapi dalam  pembangunan daerah termasuk di NTB. Ia menjelaskan  banyak aspek yang perlu mendapatkan atensi penanganan, mulai dari yang sederhana, namun berdampak besar bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Misalnya, perhatian terkait dengan kebiasaan hidup masyarakat di NTB seperti pernikahan dini, kebiasaan pola asuh dan pola makan yang kurang baik, jika tidak ada pendekatan penanganan yang tepat akan menimbulkan  beragam masalah sosial dan kesehatan.



Terkait dengan tips berkompetisi di tengah persaingan global yang kian ketat, TGB mengingatkan pentingnya membangun semangat optimisme. Ia merujuk pada ajaran agama yang tertuang di dalam kitab suci terutama Al-Qur’an yang mengharuskan manusia bersikap optimis dan tidak pesimis.

Sampai keluar ruang pertemuan pun, TGB tetap dikerubuti pelajar dan mahasiswa untuk berbincang,  bahkan tidak sedikit di antaranya yang memanfaatkan untuk selfi bersama TGB. (sumber)