Drone "Made in Indonesia": Murah Meriah, Potensi Ekspor Menggoda, Saatnya Indonesia Kuasai Pasar Nirawak Dunia?
Jakarta – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi drone atau pesawat nirawak (PUNA) di dunia, Indonesia ternyata memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama. Kabar mengejutkan datang dari Kementerian Pertahanan, yang mengungkapkan bahwa ongkos produksi PUNA buatan dalam negeri ternyata sangat terjangkau.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT/kini bagian dari BRIN), Marzan A. Iskandar, bahkan menyebutkan bahwa produksi satu skuadron PUNA, yang terdiri dari lima unit pesawat, hanya membutuhkan biaya sekitar Rp5 miliar. Angka ini jauh lebih murah dibandingkan dengan harga drone impor dengan spesifikasi serupa.
"Dalam waktu dekat kami keluarkan angkanya, tapi ya mungkin kalau satu skuadron itu 5 pesawat, sekitar 5-6 miliar, nggak mahal," ujar Marzan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, beberapa tahun lalu.
Murahnya ongkos produksi ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memproduksi PUNA secara massal. Dengan harga yang kompetitif, PUNA buatan Indonesia dapat bersaing di pasar global, baik untuk kebutuhan militer maupun sipil.
Potensi ekspor PUNA buatan Indonesia sangat menjanjikan. Negara-negara berkembang yang membutuhkan drone untuk pengawasan perbatasan, pemantauan bencana alam, atau pemetaan wilayah, dapat menjadi pasar potensial.
Selain itu, PUNA buatan Indonesia juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan sipil, seperti pemantauan infrastruktur, pertanian, dan industri. Dengan harga yang terjangkau, PUNA buatan Indonesia dapat menjadi pilihan menarik bagi perusahaan-perusahaan di berbagai sektor.
BPPT sendiri telah mengembangkan berbagai jenis PUNA, seperti Puna Alap-Alap, Puna Gagak, Wulung PA5-100, Puna Pelatuk, dan Sriti. Varian-varian ini merupakan pengembangan dari pesawat Wulung yang telah digunakan sejak tahun 2004.
Dana yang dikeluarkan untuk riset, pembuatan, dan uji coba PUNA sejak tahun 2002 juga terbilang murah, tidak mencapai Rp10 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi drone secara mandiri dengan biaya yang efisien.
Pemerintah perlu memberikan dukungan penuh kepada industri drone dalam negeri. Dukungan ini dapat berupa insentif fiskal, kemudahan perizinan, dan promosi produk di pasar internasional.
Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong kerja sama antara industri drone dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Dengan kolaborasi yang kuat, Indonesia dapat mengembangkan teknologi drone yang lebih canggih dan inovatif.
Produksi massal dan ekspor drone buatan Indonesia tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat kemandirian teknologi pertahanan negara.
Dengan memiliki industri drone yang kuat, Indonesia tidak perlu lagi bergantung pada impor drone dari negara lain. Hal ini akan meningkatkan kedaulatan dan keamanan nasional.
Post Comment