Breaking News

Irak Bangun Pabrik Mobil Listrik Nasional Pertama


Di tengah dominasi mobil listrik buatan Cina yang membanjiri pasar Timur Tengah, Irak memulai langkah penting dengan membangun pabrik mobil listrik nasional pertamanya. Komisi Industri Pertahanan Irak resmi mengumumkan rencana peluncuran pabrik ini pada akhir 2025, menandai babak baru dalam upaya diversifikasi industri dan pengembangan kendaraan ramah lingkungan di negara itu.

Fasilitas ini tidak hanya ditujukan untuk memproduksi kendaraan listrik yang ramah lingkungan, tetapi juga diproyeksikan memenuhi standar global dalam hal teknologi dan keamanan. Selain itu, pemerintah Irak menyiapkan pembangunan stasiun pengisian daya khusus di berbagai kota, yang konsepnya disamakan dengan SPBU konvensional.

Ali Mohsen Khudair, wakil manajer perusahaan di bawah Komisi Industri Pertahanan, mengatakan kepada Al Sabaah bahwa progres pembangunan pabrik mobil listrik ini sudah mencapai 70 persen. Ia menargetkan jalur produksi mulai berjalan secara bertahap hingga pabrik resmi dibuka sebelum akhir tahun.

Lebih lanjut, Khudair mengungkapkan bahwa sebagian produksi kendaraan listrik ini diperuntukkan bagi pasukan keamanan Irak. Mobil tersebut didesain mampu melaju hingga kecepatan 100 km/jam dan dilengkapi sistem kamera canggih untuk pemantauan keamanan, sementara versi untuk kepolisian lalu lintas akan dibekali sistem pelacak pelanggaran.

Sebagai tahap awal, pemerintah akan memberikan satu unit mobil listrik gratis ke setiap satuan keamanan untuk uji coba, disusul dengan produksi 1.000 unit kendaraan bagi kepolisian dan aparat keamanan. Program ini sekaligus menjadi langkah awal mendorong adopsi kendaraan listrik di lingkungan pemerintah.

Khudair menjelaskan bahwa keputusan membangun pabrik ini didasari minat masyarakat terhadap transportasi murah seperti Sotuta dan Tuk-Tuk, meskipun kendaraan tersebut minim fitur keamanan dan kenyamanan. Karena itu, pihaknya ingin memproduksi mobil listrik nasional dengan standar internasional, harga terjangkau, dan ramah lingkungan.

Mobil listrik buatan Irak ini dirancang untuk mampu menampung empat orang, dilengkapi pendingin udara, dan menggunakan baterai berteknologi baru. Selain kendaraan dinas, EmPower Iraq, perusahaan otomotif lokal, juga sedang menyiapkan varian city car untuk kebutuhan masyarakat sipil.

Menariknya, langkah Irak ini diambil di tengah situasi ketimpangan ekonomi nasional yang kian mencolok. Data terbaru menunjukkan bahwa GDP per kapita di wilayah Kurdistan Irak telah mencapai lebih dari USD 11.000 per tahun, sedangkan di luar wilayah itu — termasuk Baghdad — angka GDP per kapita masih stagnan di sekitar USD 4.000.

Kondisi ini menciptakan kesenjangan kesejahteraan yang makin tajam antarwilayah di Irak. Pusat ekonomi baru di Kurdistan tumbuh pesat berkat investasi asing dan industri minyak yang stabil, sementara Baghdad dan kota-kota di wilayah selatan masih tertinggal dalam hal infrastruktur dan sektor industri manufaktur.

Melalui industrialisasi mobil listrik, pemerintah berharap dapat menciptakan lapangan kerja baru di wilayah-wilayah di luar Kurdistan. Kehadiran pabrik dan jaringan industri pendukung kendaraan listrik diharapkan mampu menggerakkan ekonomi lokal, khususnya di Baghdad, Basra, dan Mosul yang selama ini tergantung pada sektor minyak mentah.

Selain itu, produksi kendaraan listrik nasional diharapkan mengurangi ketergantungan Irak terhadap mobil impor dari Cina, Korea Selatan, dan Jepang. Puluhan merek mobil listrik asal Cina saat ini mendominasi pasar kendaraan ramah lingkungan di Timur Tengah, termasuk di Irak.

Sementara negara tetangga seperti Turki sudah lebih dulu sukses dengan mobil listrik nasional TOGG, dan Arab Saudi mulai mengembangkan mobil listrik lokal hasil kerja sama dengan produsen asing, Irak baru memulai langkahnya. Meski terlambat, pemerintah yakin potensi pasar domestik masih sangat besar.

Langkah ini juga dinilai strategis menghadapi ancaman embargo energi dan lonjakan harga bahan bakar global. Dengan kendaraan listrik, masyarakat Irak diharapkan memiliki pilihan transportasi yang lebih murah dan bebas emisi, sekaligus membuka peluang bagi pelaku UMKM di sektor suku cadang dan servis kendaraan listrik.

Kementerian Lingkungan Irak mencatat bahwa kualitas udara di kota-kota besar seperti Baghdad dan Basra terus memburuk akibat emisi kendaraan berbahan bakar fosil. Produksi mobil listrik nasional ini diharapkan bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi polusi udara.

Pemerintah juga telah berkomitmen menyiapkan berbagai insentif fiskal bagi investor dan konsumen kendaraan listrik, termasuk pembebasan bea masuk komponen, pajak ringan, serta program kredit kendaraan ramah lingkungan bagi masyarakat menengah bawah.

Stasiun pengisian cepat mobil listrik pertama di Irak telah dibangun di komplek perumahan Baghdad Gateway pada Oktober lalu. Fasilitas ini dibuka secara gratis bagi warga, menjadi penanda awal bahwa ekosistem kendaraan listrik perlahan mulai tumbuh di negara tersebut.

Irak menargetkan dalam lima tahun ke depan minimal 20 persen kendaraan dinas pemerintahan, transportasi umum, dan mobil keamanan diganti dengan kendaraan listrik. Kebijakan ini diharapkan menjadi pemicu perluasan industri otomotif non-minyak di berbagai kota.

Para pegiat otomotif Irak menyambut baik rencana ini. Menurut mereka, industrialisasi mobil listrik bukan hanya soal teknologi, tetapi juga jalan efektif untuk mengatasi ketimpangan ekonomi antarwilayah, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Meski tantangan masih besar, pembangunan pabrik mobil listrik nasional pertama ini menandai awal era baru industri otomotif Irak. Jika berhasil, mobil listrik buatan anak bangsa ini bisa menjadi simbol transformasi ekonomi di Irak pascaperang dan pascakrisis.

Dibuat oleh AI, baca info selanjutnya