Stamp of Kingdom of Batak
Ari Minggu Tamba
1
Akulah Si Singamangaraja
Nyala di BakaraRedup di Balige
Kau menjamah perihnya
Tapi sebelum itu
Tanah kerontang hangus harap
Di ujung pematang terban lapar
Dan susut danau ingati gelepar ikan mati
Sejak malam tersaruk mimpi sekarat
Dihangati jubah-jubah hujan langit
Toba Hingga bulir padi menggemuk madu
Dan bernas beras di mamah mendidih
Berbuncah suara jiwa rongga merdeka
Sambil membajak tengah malam
Menyelami danau ikan-ikan jelita
Dan mendendang ranum nafas
Di pagar desa sinar soreParade gondang dan serunai
Moyang yang mengurapi para cucu
Berpinak di negeri seberang
Di antara raung ternak dan kecipak udang istirah
Menanduk betis lembut para gadis
Sebelum dipinang pemuda lembah tujuh malam
Menunggang kunang-kunang kerbau dan kambing
Bermerah sirih bergula pinang
Dan syair puji berkas bulan
Berkening cahaya rambut menjuntai
Ke pinggul gempal bergoyang
Seperti lembu bunting mengejar
Retakan waktu 1875
Di taman batu masa depan
Menuruni gelisahundakan kenangan
Sebab kalian milik masa lalu dan masa datang
2
Aku jadi raja kaumku
Mengitar lembah
Membilah bukit
Merimbun rimba
Menubir danau
Menyiku lagu
Ngilu jarum doa
Berjatuhan
Menisik nama-nama disebutkan
Menyuruk hari panjang terpejam
Tapi itu dulu kata mereka
Tapi itu kini kata mereka
Aku tak tahu apa mereka menyesatkannya
Di balik surya bukit tanah Batak
Menggugus jemari angin
Mengisar tembus ke bening mata
Sebagai runcing keris panjang
Si Piso Gajah Dompak
Semerbak kubur pagi hari
Tapi setelah ituTapi sebelum itu
Aku tak tahu mereka rindukan ubi bakar di ladang
Ketika panglima bersurban hanguskan
Rumah Bolon
3
Karena kakek tak berpikir bak mereka
Karena kakek ingin mengigalseperti kakek dan kaumnya
Menjelang topan malam turunsebagai putra Batak abadi
Dan si putih mata dari Eropa memberangus Ruma Parsantian
Sopo Bolon
Sopo Godang
Bale Pasogit
Bale Partangiangan,
Bale Adat Paruhuman
Bale BiusPartungkoan
Mengusir kerabat
Mengejarku ke tanah seberang
Bersama angin liar 30 tahun
Karena si putih mata dari Eropa Terus menggedor gelombang terjauh
Di balik benua malam
Tak menemukan bentangan Tanah Batak dalam peta jarahan
4
Tapi sebelum itu
Tapi sesudah itu
Aku tak tahu mereka tersengat kilatnya
Kuletupkan api harga diri
Kuletupkan api harga diri
Menetak pedang pasukan berkuda dan bersenapan
Tulang keras ditikam kelewang
Serakah tuntas ditebas adat
Aku tak tahu mereka berjaga
Aku tak tahu mereka berjaga
Di lembah ButarDi Lobu SiregarLintong ni hutaPohanNaga Saribu Simamora SimalungunUluanAsahan
Pasukan berkuda hilang nyawa
Di teluk SamosirBaligeLagubotiBakara
Pasukan perahu menggelucak darah
Lihat, lihat, tak pernah berdenyut takut
Menghadang tajam peluru dari Eropa
Sebab darah bergolak leluhur
Menyiram kubur sahabat Hingga waktu tengadah abadi
Tapi sebelum ituTapi setelah itu
Mereka bakar rumahku, kampungku, adatku
Mereka remuk kerabatku, sukuku, anakkuCucuku
5Dan lihat Si SingamangarajaSi kuda putih berlari
Menembus pasukan si putih mata Christoffel
Prajurit Jawa dan Padang Hingga Hamisi Tobelo Halmahera
Sucikan peluru terpilih untukku
BidikBidik
Dan nyawa meregang darah dua bola mataku
Menghangati panglima dari Aceh Patuan Nagari, Patuan Anggi, Boru Lopian terjungkal pelurudi Sitapongan Sionomhudon
setelah si Pulo Batumenggelepar lapar di rimba gerilya
Dan sungai darah terus berdebur ke tanah Batak
Menunggu siapa berlayarKe tanjung harap
Hingga setelah iniHingga setelah ini
Aku tak tahu mereka dengar jeritnyaKetika sajak ini diigaukan***
Bekasi, 2001
Selanjutnya