Breaking News

Dimaafkan: Paus Benediktus XVI Provokasi Konflik dan Penghinaan Agama

Sumber: hariansib.com dengan judul: Pemimpin NU dan Muhammadiyah Terima "Maaf" Paus Benediktus XVI


Tuesday, 19 September 2006
Jakarta (SIB)

Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi dan Ketua Umum PP
Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menerima permintaan “maaf” Paus Benediktus XVI tentang pernyataannya yang salah tentang Islam sehingga sempat melukai hati umat Muslim se-dunia.

“Permintaan maaf sudah disampaikan. Sudahlah itu cukup,” kata Hasyim Muzadi usai acara penandatanganan nota kesepahaman dengan Komisis Yudisial di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, Paus sudah memperbaiki ucapannya dan hal itu sudah cukup. Kalau umat Islam tidak menyudahi reaksinya, maka nantinya justru akan menimbulkan pandangan pembenaran bahwa umat Islam memang “tukang marah”.

“Kalau kita marah terus, nanti malah Paus-nya yang benar,” ujarnya.
Sebelumnya, hari Minggu (17/9), dari Kastil Gandolofo, Italia, Paus menyampaikan permintaan maaf pribadi atas salah paham akibat pidatonya tentang Islam dan kekerasan.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, juga mengatakan, permintaan “maaf” Paus, walau dalam nada hanya menyesal, atas pernyataannya yang mendiskreditkan Islam perlu disikapi dengan arif dan lapang dada oleh umat Islam.

“Kita patut tersinggung dengan pernyataan Paus tersebut tapi karena yang bersangkutan sudah menyadari kesalahannya dan menyesal atas ucapannya, maka baik bagi umat Islam untuk memberikan maaf. Umat Islam harus meyakini bahwa Islam dan umat Islam tidak akan menjadi rendah marabatnya walau dihina orang lain,” katanya.
Saat ini, lanjut Din, harus menjadi etika global, agar setiap pemuka agama dan umat beragama tidak merendahkan doktrin agama-agama lain. Dan sebaliknya, para pemuka agama membangun kerukunan hidup atas dasar saling memahami dan menghormati.

Kasus pernyataan Paus ini, kata Din, menunjukkan bahwa dialog-dialog yang selama ini dikembangkan, termasuk juga dengan Vatikan, ternyata belum sejati dan masih bersifat semu. "Hal ini segera diganti dengan dialog-dialog sejati yang tulus ikhlas," ujar Din yang aktif dalam dialog dengan pemuka-pemuka agama se-dunia itu.

Kasus ini, ujar Din, juga menunjukkan bahwa masih ada kecurigaan dan kebencian pada diri pemuka agama terhadap agama-agama lain. "Kalau hal ini berlanjut, maka agenda pembangunan kerukunan antar umat beragama tidak akan berhasil. Sebagai akibatnya, agama tidak akan efektif menjadi penyelesaian masalah di dunia, karena justru agama menjadi pencipta masalah atau bagian dari masalah," demikian Din.

KARDINAL JULIUS SAMPAIKAN PENYESALAN DAN PERMINTAAN MAAF PAUS

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Kardinal Julius Darmaatmadja, baik sebagai pribadi maupun pimpinan umat katolik Indonesia, menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf karena ucapan Paus Benediktus XIV di Universitas Regensburg, Jerman pada Selasa (12/9) ternyata mengakibatkan umat Islam merasa terhina, terluka dan terlecehkan serta merasa ajaran agama dikaburkan.

“KWI ikut prihatin bersama umat Islam bilamana merasa Nabi-nya (Muhammad SAW, red) dihina dan Allah dilecehkan,” katanya saat menghadiri acara temu pemuka agama yang digelar PBNU bekerja sama dengan Indonesian Conference on Religion And Peace di Jakarta, Senin.

Menurut Kardinal, KWI mendukung penyesalan dan permintaan maaf Paus seperti yang telah diberitakan media massa di Indonesia.

Selain itu, katanya, KWI juga berterima kasih kepada pemimpin Indonesia, baik dari kalangan pemerintah maupun kaum agama, yang dengan berbagai cara telah menjaga bangsa Indonesia tetap tenang serta kepada pemimpin negara-negara Islam yang telah menerima permintaan maaf Paus.

“Semoga peristiwa di Regensburg ini tidak merusak kerukunan antarumat beragama yang selama ini kita usahakan. Sebaliknya ampun mengampuni itu dapat menjadi landasan untuk berkomunikasi secara lebih baik dalam membina hidup bersama,” katanya.
Paus Benediktus XVI pada Minggu (17/9) telah menyampaikan permintaan maaf pribadi atas salah paham akibat pidatonya tentang Islam dan kekerasan.

Dalam misa tradisi Angelus di kediaman musim panasnya di dekat Roma, Kastil Gandolofo, itu, Paus menyatakan “sangat menyesalkan” tanggapan atas pernyataannya dan kesalahpahaman sesudahnya.

Ia menyatakan sekedar mengutip naskah zaman pertengahan tentang ajaran Islam dan kekerasan dan kutipan itu bukan kalimatnya pribadi.

PERTEMUAN PEMUKA AGAMA DI JAKARTA

Kardinal Julius Darmaatmadja mewakili Paus Benediktus XVI menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf kepada Umat Islam. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan pemuka agama di Jakarta, Senin (18/9) siang.

Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, Hindu dan Konghuju. Para pemuka agama sepakat menghadapi segala masalah dengan hati terbuka. Dalam pertemuan ini, Ketua Konfrensi Wali Gereja Indonesia Kardinal Julius Darmaatmadja menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf Paus Benediktus XVI atas pernyataannya di Universitas Regensburg, Jerman.

“Permintaan maaf kepada mereka yang perlu, meskipun saya tidak yakin bahwa yang diungkapkan lewat media itu sesungguhnya tidak terpikirkan sama sekali bahwa akan melukai, atas kejadian tersebut kami memohon minta maaf,” kata Julius Darmaatmadja.
Sementara itu Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi menyatakan bahwa sikap memaafkan adalah sesuatu hal yang mutlak dimiliki setiap insan beragama. “ Kita wajib menerima permohonan maaf,” kata Hasim Muzadi.

Hasyim menambahkan, pada dasarnya hubungan antara umat muslim dan Vatikan telah terjalin sangat baik selama ini. Karena itu tidak mungkin hanya suatu kutipan kalimat, hubungan yang terjalin selama ini menjadi renggang.

NU: PERMINTAAN MAAF PAUS SUDAH CUKUP

Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, permintaan maaf yang disampaikan Paus Benediktus XVI tentang pernyataannya mengenai Islam sudah cukup bagi umat Islam sehingga jangan mempersoalkannya lagi.

“Permintaan maaf sudah disampaikan. Sudahlah itu cukup,” kata Hasyim Muzadi usai acara penandatanganan nota kesepahaman dengan Komisis Yudisial di Jakarta, Senin.
Hasyim berkomentar mengenai hal itu berkaitan dengan pernyataan Paus Benediktus XVI dalam pidatonya tentang Islam dan kekerasan yang kemudian menyulut reaksi keras dari kalangan umat Islam dunia.

Ia mengatakan, Paus sudah memperbaiki ucapannya dan hal itu sudah cukup. Kalau umat Islam tidak menyudahi reaksinya, maka nantinya justru akan menimbulkan pandangan pembenaran bahwa umat Islam memang “tukang marah” .

“Kalau kita marah terus, nanti malah Paus-nya yang benar,” ujarnya.

Presiden Minta Rakyat Tenang

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sedang berada di Kuba meminta rakyat Indonesia untuk tenang. Presiden meminta Paus Benedictus XVI meminta maaf karena pernyataannya yang menyinggung perasaan umat Islam. Berikut pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Saya berharap pihak Vatikan dapat melakukan langkah-langkah korektif yang sifatnya konstruktif agar ketegangan menyusul pernyataan Sri Paus tersebut dapat segera diakhiri.

PRESIDEN BERTERIMA KASIH KEPADA SEJUMLAH TOKOH

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada sejumlah tokoh agama di Indonesia termasuk Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum PP Muhammadiah Din Syamsuddin dan Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)yang telah menyikapi pernyataan Paus Bendictus XVI secara bijak.

“Saya berterima kasih dan memberi apresiasi kepada banyak ulama yang ada di Indonesia yang telah mengajak umat Islam untuk menahan diri dan mengajak umat Islam agar menyadari bahwa semua masalah bisa diselesaikan secara baik,” kata Presiden dalam jumpa pers di Havana (Kuba), seperti dilaporkan wartawan ANTARA, Tia Mutiasari, dari Madrid (Spanyol), Senin pagi waktu setempat.

Presiden menyebut sejumlah nama antara lain, Hasyim Muzadi, Din Syamsuddin dan Aa’ Gym yang telah dengan bijak menyampaikan pendapat-pendapatnya.

Presiden Yudhoyono menyiratkan keyakinannya bahwa sebenarnya para tokoh Islam di Indonesia banyak yang menyayangkan pernyataan Paus. Namun Presiden merasa gembira para tokoh agama tersebut mengajak Umat Islam agar menahan diri dan percaya masalah bisa diselesaikan secara baik.

“Apalagi Paus sudah meminta maaf,” kata Presiden. Presiden mengajak semua pihak saling bersikap arif dan saling belajar.

Kepala negara juga menyerukan kepada kepala negara di dunia untuk betul-betul menyadari perasaan pihak lain dengan berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan.

“Ini pembelajaran yang luar biasa. Mudah-mudahan kita makin dewasa dalam berinteraksi pada tingkat global, antara kita yang berbeda peradaban, agama, bangsa dan lain-lain,” kata Presiden.

Umat Islam di Berbagai Daerah Demo Soal Pernyataan Paus

Umat Islam di sejumlah daerah berunjuk rasa memprotes pernyataan Paus Benedictus XVI yang menyerang umat Islam dan menuntut penutupan tempat maksiat menjelang bulan Ramadhan.

Unjuk rasa ribuan aktivis Hizbut Tahrir dilakukan dengan berpawai menyusuri jalan protokol ibu kota. Mereka berjalan kaki dari parkir timur Senayan menuju bundaran Hotel Indonesia. Massa menampilkan aksi teaterikal menentang kebijakan kebijakan Amerika terhadap umat Islam, massa juga mengecam pernyataan Paus Benedictus yang menyebutkan penyebaran agama Islam dilakukan dengan kekerasan.

Di Bandung, aksi serupa juga dilakukan massa Hizbut Tahrir. Mereka berpawai ke Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika. Selain menuntut permintaan maaf dari Paus, massa menyerukan masyarakat Bandung untuk menjaga kualitas ibadah puasa. Massa menuntut Pemerintah Bandung menutup tempat maksiat dan mengawasi setiap tempat hiburan.

Sedangkan di Bogor, umat Islam dari lembaga sosial dan partai politik di kota Bogor berpawai keliling kota menyambut bulan suci Ramadhan. Pawai ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa umat Muslim cinta damai, tidak menyukai kekerasan seperti yang dituduhkan Paus Benedictus XVI belum lama ini.

Umat muslim Bogor menilai pernyataan Paus tidak pantas diucapkan seorang pucuk pimpinan keagamaan. Umat mendesak Paus mencabut ucapannya dan meminta maaf secara terbuka.

Selanjutnya

Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini