Napak Tilas Nommensen, Libatkan 10 Pemda
Mar 14, 2007 at 08:49 AM
Medan (SIB)
Napak Tilas Perjalanan DR IL Nommensen sebagai apostel yang membawa agama Kristen di Tanah Batak akan dilakukan secara besar-besaran mulai 5-8 April 2007 dengan melibatkan 10 daerah Kabupaten-Kota di Sumut yang pernah disinggahi DR IL Nommensen.
Rute Napak Tilas telah disusun mulai dari Pangururan Samosir, Pakkat Humbang Hasundutan, Barus Tapteng, Kota Sibolga, Padangsidimpuan, Bungabondar, Sipirok Tapsel, Tarutung Taput hingga Sigumpar Tobasa. Di setiap lokasi yang dilalui, seluruhnya memiliki nilai sejarah dan masih menyisakan buah karya DR IL Nommensen, mulai dari gereja, sekolah, rumah sakit hingga sumur sebagai sumber mata air yang kegunaannya masih bisa dirasakan masyarakat yang hidup di masa sekarang.
Napak Tilas ini diadakan sebagai bentuk penghormatan dan memperingati sejarah, jasa dan pengorbanan misionaris DR IL Nommensen yang telah membebaskan Bangsa Batak dari animisme, kebodohan dan keterbelakangan. Dari napak tilas yang akan dilakukan, kembali akan diketahui perjalanan dan kehadiran IL Nommensen bukan semata membawa berita Injil tapi juga diikuti dengan tindak nyata berupa pengenalan pendidikan dan kesehatan serta peningkatan derajat hidup masyarakat di lingkungan yang disinggahinya.
Berkaitan dengan rencana pelaksanaan Napak Tilas IL Nommensen tersebut Ketua Umum Panitia St Drs Monang Sitorus SH MBA yang juga Bupati Tobasa melaporkan persiapan sekaligus meminta petunjuk dan arahan dari DR GM Panggabean, Selasa (13/3) di Kantor SIB Medan. Ikut dalam pertemuan tersebut sejumlah unsur panitia Drs Laurencius Sibarani (Sekum/Kadis Pariwisata Tobasa), Ketua I Ir Dolon Jhon Piter Napitupulu, Effendi Naibaho (anggota DPRDSU), Ir Parlaungan Simangunsong, Pdt Dr Langsung Sitorus MTh, Sabar Silalahi (anggota DPRD Tobasa), Herbet Sibuea, SE (anggota DPRD Tobasa), Albert Marpaung (Kadis Pendapatan Tobasa), Merlin Simanjuntak, dan lainnya. Sementara Pak GM didampingi Pemred Hr SIB Immanuel Panggabean BBA.
Rute napak tilas dimulai, Kamis (5/4) dari wilayah Samosir. Di sini diadakan pawai keliling wilayah Samosir untuk mengingat pelayanan Nommensen, apalagi berdasarkan sejarah, menjelang akhir hayatnya Nommensen masih sempat menghadiri Pesta Sending di Pusuk Buhit Pangururan.
Peserta napak tilas dari Samosir kemudian menyeberang naik kapal ke Balige bergabung dengan peserta dari Tobasa. Di saat bersamaan, peserta dari Simalungun dan Pematangsiantar juga bergabung di Balige dan mereka dilepas secara resmi oleh Bupati Simalungun dan Walikota Pematangsiantar.
Selanjutnya pada hari itu juga, Kamis, Gubsu Drs Rudolf M Pardede dari Halaman Kantor Bupati Tobasa melepas peserta napak tilas menuju Pakkat Humbang Hasundutan. Di Pakkat inilah Nommensen pertama kali menjejakkan kakinya di Humbanghas dan di sini masih akan dijumpai gereja peninggalannya yakni HKBP Tukka Dolok.
Bupati Humbang Hasundutan kemudian menjelang Kamis petang melepas rombongan napak tilas menuju Kota Barus Tapanuli Tengah. Peserta diperkirakan sampai di Barus pada Kamis malam dan di sini diadakan kebaktian serta operette Nommensen.
Panitia menyinggahi Desa Sihorbo Kecamatan Barus Tapanuli Tengah karena merupakan pusat pelayanan Nommensen di mana ia sempat mendirikan sekolah, rumah sakit dan gereja. Di sini peserta napak tilas akan disambut Bupati Tapteng Drs Tuani L Tobing.
Bahkan sampai saat ini masih tersisa bukti sejarah di Sihorbo yakni adanya bangunan berupa bak air berbentuk cawan atau gelas. Dikisahkan bahwa air bersih yang disalurkan dari sumur ke rumah IL Nommensen, ke RS dan ke sekolah harus melalui bak air berbentuk cawan itu. Di Sihorbo ini juga terdapat Gereja HKBP yang didirikan IL Nommensen. Di Desa Sihorbo, rombongan Napak Tilas akan menginap satu malam. Keesokan harinya pada Jumat (6/4) pagi diadakan kebaktian pagi/saat teduh dan usai itu, rombongan diberangkatkan menuju Gereja HKBP Sibolga Julu dan disambut Walikota Sibolga Drs Sahat P Panggabean.
Dari Sibolga kemudian rombongan berangkat menuju Kabupaten Tapanuli Selatan yakni ke Parau Sorat, Bunga Bondar dan Sipirok. Di Parau Soratlah IL Nommensen pertama kali berdomisili untuk melayani di wilayah Tapsel.
Setelah pindah dari Parau Sorat, ia kemudian memasuki Bunga Bondar Kecamatan Sipirok. Di sini Nommensen mendirikan satu gereja dan hingga kini masih ada yakni GKPA Bunga Bondar.
Selanjutnya, rombongan napak tilas mengikuti perjalanan Nommensen yakni menuju HKBP Sipirok yang juga merupakan peninggalan dan pelayanannya. Di sekitar lokasi gereja tersebut masih terdapat bekas bangunan sekolah dan sebuah rumah sakit yang kini sudah dikelola oleh Pemkab Tapsel. Gereja HKBP Sipirok merupakan gereja tertua di kawasan itu dan pada tahun 1961 telah dilaksanakan Pesta jubileum 100 tahun.
Di Kompleks HKBP Sipirok, rombongan Napak Tilas Nommensen melakukan acara seremonial Kebaktian Peringatan Hari Wafatnya Tuhan Yesus Kristus atau Perayaan Jumat Agung.
Di daerah ini, Monang Sitorus menyebut ada hal yang istimewa karena rombongan saat datang akan disambut Walikota Padangsidempuan dan ketika kembali, dilepas oleh Bupati Tapsel. “Walikota Padangsidempuan Drs H Zulkarnaen Nasution menyambut baik Napak Tilas ini dan ia memang menyatakan ingin menunjukkan bahwa daerah kita adalah daerah yang selalu menjunjung tinggi Pancasila,” kata Monang Sitorus.
Peserta napak tilas kemudian Sabtu (7/4) tiba di Tarutung Tapanuli Utara dan di sini diadakan kebaktian raya di Salib Kasih. Di Salib Kasih inilah pertama kali DR IL Nommensen berdoa untuk komitmen melayani di Tanah Batak. Selanjutnya, dari Salib Kasih menuju Huta Dame dan Gereja Dame di Sait Nihuta Tarutung. Dari lokasi ini, peserta napak tilas menuju Desa Sigumpar Tobasa.
Puncak pelaksanaan napak tilas adalah di Sigumpar dengan dilakukannya acara Buha-Buha Ijuk sekitar Pkl 03.00 WIB Minggu (8/4). Menunggu acara Buha-buha ijuk, pada Sabtu malam diadakan kebaktian serta hiburan malam oleh artis-artis dengan lagu-lagu yang bernuansi Kristen.
Acara Buha-buha Ijuk diikuti oleh seluruh peserta napak tilas dan khusus bagi anak-anak sekolah minggu diadakan kegiatan mencari Telur Paskah di sekitar makam IL Nommensen. Sebagai puncak acara diadakan kebaktian raya dengan pengkotbah Ephorus HKBP di Gereja HKBP DR IL Nommensen Sigumpar yang diperkirakan dihadiri sekitar 5.000 orang.
“Kami sangat berharap Bapak DR GM Panggabean berkenan menghadiri puncak perayaan napak tilas Nommensen,” kata Monang Sitorus mengundang Pak GM. Dijelaskannya pula pada pelaksanaan napak tilas akan ditetapkan satu tim berkekuatan 300 personil yang akan melalui rute napak tilas. Sementara, sejumlah tokoh, unsur pejabat pemerintahan dan tokoh pimpinan gereja akan tetap mengikuti setiap awal bergeraknya pasukan napak tilas.
Berkaitan dengan kegiatan Napak Tilas Nommensen tersebut, panitia memperhitungkan dana yang dibutuhkan mencapai Rp1,3 miliar. Pemkab Tobasa telah menganggarkan dana bantuan dari APBD sekitar Rp320 juta.
Untuk itu, panitia mengupayakan penghimpunan dana melalui sumbangan sukarela. Pertama telah terkumpul Rp650 juta dari acara sosialisasi Napak Tilas Nommensen di Jakarta Minggu (11/3). Untuk mencukupi keperluan biaya tersebut, panitia menggagasi malam sosialisasi di Convention Tiara Medan yang akan digelar, Minggu (25/3). Dan sebelumnya akan diadakan malam pra-sosialisasi pada 19 Maret.
Berkaitan dengan seluruh rangkaian rencana napak tilas tersebut, St Drs Monang Sitorus selaku Ketua Umum Panitia Napak Tilas meminta petunjuk dari DR GM Panggabean.
Pak GM dalam kesempatan tersebut sangat menyambut baik dan mendukung penuh pelaksanaan Napak Tilas Nommensen. Menurutnya, apa yang telah dipersiapkan panitia adalah sesuatu yang luar biasa dan spektakuler.
Apalagi, acara tersebut berkaitan dengan tokoh yang telah berbuat banyak untuk pembaharuan di masyarakat Batak. Kemajuan dan dirasakan di Tanah Batak dan keberhasilan tokoh-tokoh Batak menurut Pak GM tidak terlepas dari pengabdian DR Nommensen.
DR GM Panggabean mengatakan, ada dua tokoh besar yang diutus Tuhan untuk menjadi pemimpin di tengah-tengah masyarakat Batak, Yaitu Raja Sisingamangaraja yang membela dan mempertahankan kemerdekaan bagi suku bangsa Batak serta menjaga terpeliharanya nilai-nilai adat budaya Batak yang sangat tinggi nilainya. Dan Nommensen yang mengajarkan agama Kristen kepada orang Batak, serta membawa kemajuan bagi masyarakat Batak di bidang pendidikan, pertanian, kesehatan, industri dan perdagangan.
Menurut Pak GM, kedua tokoh besar itu sangat patut kita hormati.
Pak GM melihat even ini berdampak sangat positif untuk pembangunan iman, untuk lebih memperkuat persatuan dan kesatuan di Tapanuli, dan sangat positif untuk mengembangkan wisata iman di Tapanuli. Apalagi dalam menyongsong terbentuknya Propinsi Tapanuli, kegiatan ini perlu disukseskan.
Untuk itu, Pak GM meminta agar acara Napak Tilas Nommensen bisa menjadi agenda tahunan sehingga tetap terlaksana setiap tahun tanpa terhenti. Untuk panitia pelaksana, Pak GM mengusulkan agar dibuat secara bergilir oleh Pemkab/Pemko di wilayah pelayanan Nommensen.
Usul Pak GM ini langsung disambut panitia dan akan dijadikan agenda tahunan.