Samarinda Beri Perlakuan Khusus Penderita "Thalasemia"
"Saya prihatin dengan anak-anak penderita thalasemia, karena rumah sakit adalah rumah kedua bagi mereka. Jadi, saya minta pihak rumah sakit, terlebih rumah sakit IA Moeis sebagai rumah sakit milik pemerintah kota dan RSUD A Wahab Syaharanie sebagai mitra pemkot, untuk menyiapkan tempat nyaman dan menyenangkan bagi anak penderita thalasemia," ungkap Syaharie Jaang di Samarinda, Minggu.
Sebelumnya, yakni pada Sabtu (6/12), telah terbentuk pengurus Perhimpunan Orangtua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) Samarinda.
Bahkan, Syaharie Jaang meminta agar anak-anak yang sudah menjadi pasien tetap itu tidak perlu mengantre saat proses pengobatan berupa transfusi darah seumur hidup yang rutin dilakukan baik setiap bulan, dua minggu sekali atau juga bahkan tiga bulan sekali.
Ia juga meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Drg Nina Endang Rahayu, agar melakukan koordinasi dengan BPJS dan UPTD Jamkesda terkait pemberian pelayanan khusus bagi penderita thalasemia.
Saat ini tambah Syaharie Jaang, terapat 30 anak penderita thalasemia di Kota Samarinda.
"Di ruang pengobatan, harus dibuat senyaman mungkin, dengan dilengkapi AC serta televisi supaya mereka tidak bosan. Kalau anak-anak itu merasa tidak nyaman, nanti dia tidak mau kembali lagi berobat," katanya.
"Para orang tua penderita, jangan segan-segan bertemu saya. Kalau ada yang bisa dibicarakan dan dicarikan solusinya, nanti kita usahakan," ungkap Syaharie Jaang.
Kepada pengurus POPTI Samarinda yang baru terbentuk, Syaharie Jaang berharap agar terus gencar melakukan penyuluhan dan sosialisasi terhadap pencegahan penyakit thalasemia yang merupakan penyakit keturunan itu.
"Kami akan membantu menyiapkan fasilitasi penyuluhan di ruang PKK dan sosialisasi di media massa," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua POPTI Pusat Ruswandi, meminta dukungan langsung dari wali kota agar di Samarinda bisa terus memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penderita thalasemia.
"Penyakit ini tidak menular dan bisa dicegah yang merupakan penyakit keturunan dari salah satu orang tua. Makanya hal penting sebelum menikah agar kedua pasangan memeriksakan darahnya. Untuk itu, sekali lagi kami minta dukungan untuk penyuluhan ini di Samarinda," ucap Ruswandi. (ant/mar)