Investasi ke Grab, Ternyata Toyota Ingin Koleksi Data Pengemudi
Perusahaan itu mengincar data pengemudi di Asia Tenggara terkait berapa cepat mereka berkendara, berapa jauh mereka bepergian, dan berapa lama waktu yang dihabiskan ketika terjebak kemacetan.
Toyota menyebut pihaknya akan memasang perangkat yang dinamakan TransLog. Perangkat ini akan digunakan untuk merekam pola mengemudi para mitra Grab. Data ini diperlukan untuk mendorong layanan baru Toyota di industry mobility-as-a-service.
Salah satunya adalah untuk menawarkan konsep futuristik seperti restoran dan hotel berjalan dengan skema pembayaran pay-per-use. Artinya, pembayaran hanya dilakukan hanya saat layanan digunakan.
"Hanya perusahaan ride-hailing yang memiliki data yang (terkumpul secara) baik dan ekstensif terkait penggunaan (mobil), sehingga pembuat mobil ingin terhubung dengan hal tersebut," jelas Egil Juliussen, Direktur Riset untuk Infotainment Otomotif dan Sistem Pengemudi Canggih dari perusahaan analis, IHS Markit, seperti dikutip Reuters Rabu (20/6).
Pengumpulan data
Saat ini Grab telah mengawasi kebiasaan mengemudi para mitranya lewat aplikasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keselamatan mengemudi.
Mereka juga mengirimkan peringatan lewat email mengenai kecepatan dan pengereman, salah satunya seperti diungkap oleh pengemudi Grab di Singapura, Rennu Mahajan.
"Dengan sistem ini, membantu saya tetap waspada," jelas Mahajan (57).
Kerjasamanya dengan Toyota bahkan akan memberi Grab lebih banyak data. Sebab, perusahaan itu telah mengumpulkan banyak data kebiasaan mengemudi sejak 2016 lewat TransLog miliknya.
Selama ini Toyota mengumpulkan data kebiasaan mengemudi lewat kerjasama dengan perusahaan taksi dan perusahaan car-hailing seperti Grab.
Data ini juga akan sulit dilacak dari mobil pribadi. Sebab, mobil pribadi biasanya hanya digunakan dibawah lima persen tiap harinya. Bahkan mobil ini digunakan pada waktu-waktu komuter yang rutin.
Di sisi lain, gelontoran dana US$1 miliar itu akan digunakan Grab untuk melebarkan layanannya, baik GrabFood dan pembayaran digital. Investasi ini merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan oleh pembuat mobil tradisional kepada layanan ride-hailing. (sumber)