Pada tahun 2018, Georgia terlibat perang dengan Rusia yang akhirnya negara otu kehilangan Ossetia Selatan dan Abkhazia.
Saat itu, pemerintahan Georgia yakin akan mendapat bantuan dari NATO. Namun, ternyata perkiraan itu meleset dan Georgia dibiarkan sendirian melawan raksasa Rusia.
Tidak butuh lama bagi Rusia mengalahkan Georgia. Hanya lima hari, Georgia takluk dan gigit jari.
Namun beda dengan Ukraina, NATO bersikukuh untuk membela Kyiv melawan Rusia.
AS saja akan menggelontorkan 40 juta dolar AS untuk membantu Ukraina.
Apa yang membuat posisi Georgia berbeda dengan Ukraina?
Selain kesamaan adanya wilayah separatis yang pro Rusia, posisi Ukraina diuntungkan dengan adanya pihak di Eropa yang bersedia menyalurkan bantuan dengan segala cara. Dalam hal ini, Ukraina diuntungkan dengan adanya Polandia.
NATO yang tidak ingin terlibat langsung dengan perang Rusia-Ukraina mendorong Polandia untuk memberikan bantuan sebanyak mungkin dan sebagai imbalannya NATO memberikan bantuan kepada Polandia.
Ukraina juga dibantu oleh Slovakia dan beberapa negara lainnya seperti Estonia, Lithuania dan tentunya Jerman dan Inggris.
Pada saat Georgia perang lawan Rusia, tidak ada negara tetangga yang memberikan bantuan langsung. Bahkan Ukraina tidak memberikan bantuan yang maksimal.
Hanya Turki dari negara NATO yang memberikan bantuan militer menggantikan kendaraan lapis baja yang hancur.
Dubes Georgia juga tidak berusaha menggalang dukungan di PBB dan kondisi ini berbeda dengan Ukraina yang melakukan segala cara agar suara mereka terdengar.