Rusia kini sedang berusaha untuk mengembangkan industri dalam negeri usai didera sanksi berat soal invasi ke Ukraina.
Produk Rusia sebenarnya tidak terlalu ketinggalan dari buatan luar negeri lainnya, namun penetrasi pasarnya tidak sedalam buatan Tiongkok.
Dalam hal teknologi komunikasi berikut lima produk Rusia yang bakal berpotensi untuk membesar kembali.
Highscreen
Brand ini dibangun sejak 2019 yang pada periode pertama dimiliki oleh perusahaan dari Jerman Vobis, dan kini sudah dipegang oleh Highscreen Limited, Hong Kong.
Awalnya, Highscreen menjual ponsel dengan merek sendiri yang dibeli dari produsen China. Dilihat dari situs resminya, Highscreen kini masih aktif berjualan ponsel.
Taiga Phone
Produsen bernama Info Watch merilis Taiga pada 2017. Taiga saat itu tak dijual bebas. Hanya tersedia 50 ribu unit bagi pegawai negeri sipil di Rusia.
Ponsel ini berjalan dengan sistem operasi (OS) Android. Tampilan antarmuka ditanamkan firmware yang dirancang sendiri oleh tim InfoWatch.
YotaPhone
Ponsel Android dengan dua layar bernama YotaPhone 2 pernah masuk di pasar Indonesia pada tahun 2016 dengan harga Rp8,9 juta.
Brand ini memulai debut di tahun 2012, namun gulung tikar tahun 2019, akiba kesulitan finansial dan hutang pada para pemasok. Salah satu hutang terbesar yaitu kepada Hi-P Electronics.
Yandex Phone masuk pada kategori perangkat menengah yang dibekali prosesor Snapdragon 630, RAM 4GB dan ROM 64GB yang bisa diperluas.
Smartphone ini sebenarnya diproduksi di China namun desainnya berasal dari Yandex. Untuk kebutuhan fotografi, disematkan kamera depan 16 MP dan dua kamera belakang dengan kekuatan masing-masing 5M.
BQ
BQ berdiri pada tahun 2010 dan sejak itu telah menjadi bagian dari holding Mundo Reader. Brand ini dikenal sebagai produsen ponsel yang menjual perangkat dengan harga terjangkau.
Pada 2017, BQ masuk dalam 5 besar produsen smartphone terpopuler berdasarkan volume penjualan menurut peringkat Counter Point Analytics.