Breaking News

Membumikan Ajaran Langit

Komunitas muslim Jepang di Jakarta peduli terhadap anak negeri yang kurang beruntung. Ritual dan amalan berjalan seiring.

PENAMPILANNYA kalem, murah senyum, dan ramah. Dari raut mukanya terlihat bahwa pria yang satu ini pekerja keras dan tak mau berhenti berpikir. Dialah Soichi Oni, 57 tahun, representasi Japan Muslim Association di Jakarta. Posisi itulah yang menjadikannya sebagai tempat bertanya 60 muslim Jepang --mayoritas praktisi bisnis-- yang tinggal di Ibu Kota.

Secara kuantitas, penduduk Jepang yang memeluk Islam belum banyak. Dari total penduduk yang berjumlah 127, 6 juta, 150.000 orang memeluk Islam, dengan 7.000 orang mukim di Tokyo, ibu kota "negeri sakura" itu. Menurut Oni, mereka yang memeluk Islam di Jepang berasal dari kelas menengah-atas, berprofesi sebagai dosen dan profesor di perguruan tinggi. Ketertarikan mereka pada Islam mengantarkannya mempelajari nilai-nilai Ilahiah secara ilmiah.

Proses menjadi muslim di "negeri sakura" berbeda dengan mereka yang masuk Islam ketika berada di Indonesia. Di Jakarta, misalnya, warga Jepang yang menjadi muslim umumnya karena pernikahan. "Mereka masuk Islam karena menikah dengan muslimah Indonesia," tutur Oni kepada Julkifli Marbun dari Gatra. Oleh sebab itu, Oni punya kewajiban moral memberi pemahaman pada mereka tentang Islam. Pertemuan rutin digelar sebulan sekali, dengan mengambil tempat yang tidak mengikat. Di luar pertemuan rutin, ada pertemuan informal yang disesuaikan dengan kebutuhan. "Untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang ajaran Islam," paparnya.

Di setiap pertemuan, materinya bervariasi. Mulai keimanan, ibadah muamalah, Islam dan ilmu, sampai masalah-masalah kontemporer. "Narasumbernya beragam, baik dari orang Indonesia maupun dari luar," kata Nyonya Hidee, seorang pemuka masyarakat Jepang di Jakarta. "Kami juga mengundang mualaf dari negeri lain untuk bertukar kisah dan silaturahmi," ujar Hidee yang menjadi dosen di Universitas Al-Azhar dan Universitas Darma Persada, Jakarta.

Dari pertemuan ke pertemuan, selalu saja muncul cerita-cerita unik dan, mungkin, membuat geli peserta lainnya. Dalam suatu pertemuan, Oni pernah mendapat pertanyaan, "Apakah Islam membolehkan umatnya melakukan korupsi?" Pertanyaan ini muncul dari realitas yang mereka lihat dan rasakan selama hidup di negeri ini. Pertanyaan yang menggelikan itu dengan sabar dijawab oleh Oni bahwa seseorang tidak bisa menilai suatu agama dari sikap negatif sebagian pemeluknya.

Oleh sebab itu, Oni mengimbau agar para ulama kembali ke fungsi utamanya. "Sebaiknya para ulama tidak menyibukkan diri ke politik, nanti siapa yang akan memikirkan nasib umatnya?" tanyanya. Keprihatinan itu dijawabnya dengan mendirikan Ike Farida Foundation (IFF) yang bergerak di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM).

IFF yang berdiri pada Januari lalu itu, antara lain, punya perhatian pada pengembangan SDM di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Salah satunya dengan mengadakan lomba penulisan kreatif, baik untuk guru maupun anak-anak didik. Lembaga nirlaba ini juga berperan serta dalam memberdayakan fakir miskin dan anak-anak yatim.

Apa yang dilakukan Oni tak lain adalah melaksanakan ajaran langit agar menyentuh bumi. "Beragama itu tidak hanya dalam ibadah, melainkan juga keterlibatan di bidang sosial," tuturnya. Cara beragama yang dilakukan Oni patut dijadikan introspeksi bersama.

Herry Mohammad


--------------------------------------------------------------------------------

Islam Kaffah

NAMA Jepangnya adalah Soichi Oni. Setelah masuk Islam pada 1994, namanya berganti jadi Arif Rahman Oni. Lahir di Yokohama, pada 8 Januari 1947. Setamat dari Tokyo University of Foreign Studies, tahun 1971, ia bekerja di Marubeni Corporation, perusahaan multinasional yang berpusat di Tokyo.

Ketertarikannya pada Islam dimulai pada 1971. Ketika itu, Oni ditugaskan ke Turki. "Saat itu, untuk pertama kalinya saya mendengar azan," katanya. Ia lalu tertarik mempelajari Islam, selain dari ustad yang ada di Jepang, juga dari literatur-literatur Barat. Pada 1993, Oni dipindahkan ke Jakarta dan menduduki jabatan sebagai General Manager Marubeni Corporation untuk Indonesia. Setahun kemudian, ia masuk Islam dan menikah dengan Ike Faridah, perempuan asal Sukabumi yang berprofesi sebagai pengacara.

Dengan alasan ingin memperdalam Islam secara total (kaffah), pada 1995 Oni mengajukan pensiun dini. Selain terus membimbing warga Jepang yang masuk Islam, Oni yang masih berkewarganegaraan Jepang itu ikut berkiprah dalam derap langkah memberdayakan umat.
Selanjutnya