Anekdot Dolok Sanggul
Jabir : Luar biasa Oppung ! Rupanya jagal hoda itu sangat enak, lebih enak dari jagal horbo. Apalagi palia-palianya itu pung, wah tombus betul kuras yang mengaranto itu bah....
Oppung : Lalu, apa lagi yang kau lihat di sana selain makan jagal hoda...
Jabir : O, ya ada lagi.... Aek Sibundong. Kupikirnya airnya putih seperti kapas dan arusnya marsasak. Kan begitu dikatakan dalam lagunya Sihite itu. Ternyata airnya hitam kemerahan, dan sungainya kecil sempit dan tidak teratur beda sekali dengan Aek Sigeaon yang di Tarutung....
Oppung : Setelah kau makan jagal hoda dan melihat Aek Sibundong itu, lalu apa kesan-kesanmu...
Jabir : Begini pung. Yang pertama, benar juga kata orang bahwa nadila parende. Gara-gara dengar lagu itu, aku tiap malam mimpikan Aek Sibundong, makanya aku pergi mangaranto ke sana. Tapi aku pikir lagu itu ditujukan pada orang Dolok Sanggul oleh penciptanya supaya masyarakat ingat selalu kampung halamannya, dan agar Aek Sibundong itu jangan dibiarkan terlantar. Nyatanya keperdulian itu belum ada, baik dari pamaretta maupun penduduk itu sendiri. Wah, kasihan Aek Sibundong dibilang indah, sekarang menyedihkan....
Oppung : Baik, laporanmu itu oppung tampung untuk dibahas. Sekarang bagaimana kesanmu tentang jagal hoda...
Jabir : Oppunglah dulu yang cerita soal hoda. Dulu oppung pernah bikin poda berdasarkan hoda. Bagaimana sebenarnya itu oppung, benarkah istilah hoda marsiadu beda dengan marsiadu hoda ?
Oppung : Oh, itu sebenarnya muncul dipasaran sewaktu oppung masih muda dulu. Kalau hoda marsiadu itulah yang di Siborongborong, tapi kalau marsiadu hoda pengertiannya jadi negatif terhadap orang yang berlomba-lomba berkelakuan tidak baik. Selain itu ada lagi yang disebut diparhoda seperti ditulis amani palito. Itu artinya manusia yang mau ditunggangi orang lain untuk keuntungan yang menunggangi....
Jabir : Dari pada diparhoda lebih baik pakkoda-hodaon ya pung ? he-he-he-he-
Oppung : Ssss, nanti didengar oppung borumu. Kalau pakkoda-hodaon itu lebih jelek lagi pengertiannya. Sudahlah, jangan kita teruskan lagi itu. Pergilah tidur. Marbulusan kau banyak nyamuk....
Selanjutnya