Arogansi & Penipuan: Ny Vera RP
www.beritasore.com
Saturday, 08 July 2006
Medan, ( Berita ) : Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Pusat Komunikasi Daerah (FSLDK PUSKOMDA) Sumatera Utara melakukan aksi unjukrasa di Kantor Gubernur Sumut, meminta pihak Kepolisian agar mengusut dan memeriksa Ny.Vera Rudolf Padede atas usahanya memurtadkan ummat Islam, melalui proses pencucian otak kepada anak didik sekolah dasar.
"Mengutuk usaha sistimatis yang memprovokasi aqidah anak, agar dilakukan pemurtadan, kata Ketua Umum FSLDK PUSKOMDA Sumut, M.Hadi Nainggolan dalam orasinya di Medan, Kemarin.
Kelompok unjukrasa yang berkeinginan untuk menjumpai Gubernur Sumut, Rudolf M Pardede tidak berhasil, karena orang pertama di Pemprovsu itu sedang berada di Jakarta menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang direncanakan akan membuka Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional VIII di Medan pada 9 Juli 2006.
Aksi unjukrasa itu, juga mendapat pengawalan barikade petugas Kepolisian sehingga sulit untuk menerobos masuk ke kantor Gubernur Sumut.
Bahkan, sebelum menggelar aksi unjukrasa di kantor Gubernur Sumut mereka juga mendatangi kantor DPRD Sumut dan selanjutnya bergerak menuju rumah pribadi Rudolf M Pardede Jalan Slamet Riyadi Medan.
Nainggolan juga meminta Rudolf Pardede agar bertanggung jawab terhadap keterlibatan aparatur pemerintah dalam usaha-usaha pemurtadan ini dan menghentikan segala bentuk misi kristenisasi dengan memanfaatkan birokrasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Selain itu, menarik buku-buku yang bisa merusak aqidah anak, yang dibagikan kepada siswa Sekolah Dasar di Kota Medan. "Rudolf Pardede beserta Ny.Vera Rudolf Pardede harus meminta maaf secara terbuka," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Sumatera Utara adalah daerah yang memiliki keanekaragaman agama, suku dan budaya. Hal yang telah lama terbina dengan baik, ditandai dengan kondisi sosial dan politik yang kondusif.
Hubungan antar warga terjalin dengan harmonis, tanpa diskriminasi dan paksaan. Tentu saja, semua berasal dari niat baik pemerintah daerah beserta lapisan masyarakat untuk membinanya.
Namun, baru sesaat kepemimpinan yang baru di Sumatera Utara, sang Nyoya Kepala Daerah melakukan tindakan yang menyulut perpecahan masyarakat Sumut dan Kota Medan pada khususnya.
Ia menyebutkan, Nyonya Vera Rudolf Pardede, dengan arogan membagi-bagikan buku-buku agama kristen kepada 12 sekolah di Kota Medan, tanpa melihat status agama anak didik yang bersangkutan.
Arogansi isteri Gubernur Sumut tersebut tergambar dengan diberikannya bantuan buku kepada sekolah-sekolah Islam terpadu.
Bisa kita bayangkan, usaha untuk melakukan brain washing (cuci otak) kepada anak sekolah dasar dilakukan dengan memberi bantuan buku-buku cerita dan gambar dengan maksud untuk menggoyahkan keyakinan sang anak pelajar yang masih polos itu, katanya.
Selanjutnya
Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini