Surat Sisingamangaraja ke Hatorusan
Kedua kerajaan ini memadukan kekhasan filosofi dan kekayaan kebudayaan batak. Dinasti Hatorusan dengan pendirinya Raja Uti dianggap sebagai tokoh spiritual dalam agama Sisingamaraja, Parmalim.
Di Barus sendiri, terdapat dua kerajaan Batak yang saling mendukung satu sama lainnya. Yang pertama, Kesultanan Dinasti Pardosi yang menjadi penguasa di Barus Hulu dan Kesultanan Dinasti Hatorusan (Pasaribu) yang menjadi penguasa di Hilir.
Sebuah surat, yang pernah terekam, dikirim oleh pihak dinasti SM Raja ke dinasti Hatorusan (Tuanku di Ilir) sebagai sebuah protes mengenai kedekatan pihak Hatorusan dengan pihak Belanda (Eropa) yang saat itu diyakini akan membawa malapetaka. Sebuah keyakinan yang terwujud dengan penjajahan Belanda di tanah Batak.
Gambar di atas merupakan, stempel kerajaan di atas surat yang dikirim pihak Sisingamangaraja ke Hatorusan. Uli Kozok menuliskannya dalam tulisannya: The Seals of The Last Sisingamangaraja. Surat tersebut dikirim pada tahun 1887.
Untuk lebih lengkapnya surat tersebut dapat di lihat di : Perpustakaan Nasional RI, di Jakarta, No. Vt. 158b.
Stempel yang sama juga pernah dikirimkan pihak Belanda di Padang Panjang. Dimana Sisingamangaraja mengumumkan bahwa dia sudah mengirim utusannya ke pihak Gubernur Jenderal Belanda di Batavia. Surat tersebut pernah dicetak kembali dan diterjemahkan dalam Lumbantobing (1967: 103)
Selanjutnya
Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini