Breaking News

Usut Proyek Jalan Tapanuli

DPRDSU: Usut Seluruh Proyek Jalan dan Jembatan di Tapanuli Gunakan Dana APBD Sumut
Ditulis oleh Redaksi
Saturday, 19 August 2006
Medan (SIB)

Tim VI kunker (kunjungan kerja) DPRD Sumut mendesak aparat penegak hukum
sekaligus merekomendasikan kepada pimpinan Dewan agar mengusut seluruh penyimpangan proyek jalan dan jembatan yang menggunakan dana APBD Sumut TA 2005 di wilayah Tapanuli, di antaranya pekerjaan proyek jalan hotmix jurusan Tomok-Onan Runggu-Nainggolan Samosir senilai Rp 3,3 Miliar yang baru dikerjakan sudah ‘hancur-hancuran’.

Demikian ditegaskan Ketua Tim VI kunker DPRD Sumut ke Tobasa, Samosir, Humbahas dan Taput Budiman P Nadapdap SE kepada wartawan, Senin (14/8) di DPRD Sumut, terkait dengan temuan tim kunker terhadap realisasi proyek APBD 2005.

Dikatakan Budiman P Nadapdap, Tim VI terdiri dari Ir GM Chandra Panggabean, Harman Manurung, Ir Bustimursyah alias Uca, Belly Simanjuntak, Elbiner Silitonga dan Burhanudin Rajagukguk. banyak menemukan proyek APBD TA 2005 di Kabupaten Samosir yang menyimpang dan amburadul, serta kondisi yang kupak kapik, terutama pada pekerjaan jalan dan jembatan.

“Hasil temuan maupun penyimpangan realisasi proyak APBD 2005, seperti proyek jalan hotmix Tomok-Onan Runggu-Nainggolan akan direkomendasikan kepada pimpinan dewan melalui rapat paripurna, guna minta aparat hukum mengusut dengan tuntas, agar persoalannya jelas,” tegas Budiman lagi.

Dari hasil temuan tim VI kunker DPRD Sumut lainnya yang akan direkomendasikan, lanjut Budiman. Kontraktor yang mengerjalan proyek jalan hotmix di Samosir jurusan Tomok-Onan Runggu-Nainggolan harus ‘diblacklist’ atau dimasukkan dalam daftar buku hitam, tidak diberi kesempatan lagi mengerjakan proyek APBD.

Disebutkan Nadapdap, pekerjaan jalan hotmix jurusan Tomok-Onan Runggu-Nainggolan dengan berbiaya Rp3,3 milyar dalam rangka Lake Toba Summit, kondisi jalannya saat ini sangat memprihatinkan, sudah kupak-kapik, sekitar 60 persen hancur seperti tidak diperdulikan.

Proyek jalan hotmix itu, kata Budiman, dikerjakan kontraktor dari Medan atas nama Oskar Sitanggang dengan menggunakan aspal hotmix dari PT Karya Murni Perkasa, bahkan pada saat OL atau hampar, aspal hotmix sudah kondisi dingin artinya tidak layak hampar. Harusnya pengawas dari UPT-UPRJJ (Unit Pelaksana Teknis-Unit Pelaksana Rehabilitasi Jalan dan Jembatan) Propsu mericek aspal tersebut, kemudian menolaknya, karena kualitasnya sangat jelak, tapi pihak pengawas sangat lalai.

“Akibat kelalaian dan pekerjaan asal jadi itu, jalan jurusan Tomok-Onan Runggu-Nainggolan belum sampai 1 tahun diaspal sudah rusak parah dan kupak-kapik, sehingga jarak tempuh jurusan jalan itu 4 jam,” katanya.

Menyikapi kondisi ini, tegas Budiman, dewan minta jalan itu agar dibongkar dan diaspal kembali, karena apapun alasannya, rakyat Samosir tidak akan dapat menerimanya. Demikian juga halnya dengan pekerjaan 3 unit, per unit Rp1,2 miliar, antara lain jembatan Sirumondang dan jembatan Sihorbo, realisasi pelaksanaannya hanya 60 persen, sehingga menjadi proyek luncuran. “Seharusnya ini tidak terjadi bila mental penanganannya mental yang baik,” katanya.

Budiman juga mengungkapkan, tim VI menemukan proyek Biro Perlengkapan Propsu berupa bantuan alat pemadam merek ifex yang terdiri dari 1 sededa motor, selang pompa dan gun pump yang nilainya Rp 606 juta, sementara taksiran biaya barang yang diterima hanya berkisar Rp75 juta. Selain itu pembibitan ihan batak di Ambarita-Samosir hanya 600 ekor sebesar 3 inci padahal nilai proyek 200 juta sehingga dinilai mubajir.(A13/i)

Selanjutnya

Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini