Pembakaran Yang Disengaja: Modus Operandi Korupsi Meraih Untung
Jum'at, 14 September 2007 | 14:55 WIB
TEMPO Interaktif, Surabaya:Kepolisian Daerah Jawa Timur memastikan terbakarnya Pasar Turi Surabaya pada 26 Juli dan 9 September lalu karena unsur kesengajaan. Kepastian itu didapat dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan oleh tim Laboratorium Forensik Mabes Polri cabang Surabaya selama dua bulan terakhir ini.
"Ada petunjuk kuat bahwa dua kali timbulnya kebakaran itu karena disengaja," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Herman Surjadi Sumawiredja di Surabaya, Jumat (14/9).
Meski unsur kesengajaan dalam kebakaran tersebut telah didapatkan, namun Herman mengaku belum memperoleh gambaran siapa kira-kira pelakunya dan apa motif dibalik perbuatan itu. Ketika disinggung kemungkinan adanya persaingan bisnis dalam kasus tersebut Herman tidak mau berandai-andai.
"Kita tinggal mencari tersangkanya saja. Sebelum pelakunya ditemukan, saya tidak mau mengira-ngira tentang motivasi pembakaran dan kaitannya dengan apa," ujar dia.
Kecurigaan adanya unsur kesengajaan dalam terbakarnya Pasar Turi sebelumnya juga disampaikan oleh sejumlah pedagang. Pada saat terjadi kebakaran yang kedua kalinya di Pasar Turi lama atau Pasar Turi tahap III, sejumlah pedagang menemukan botol berisi bensin di sekitar lokasi. Kemungkinan bahwa timbulnya kebakaran karena arus listrik pendek juga kecil karena penerangan di Pasar Turi lama menggunakan genset. Ketika terbakar pada sore hari, semua genset yang ada telah dimatikan.
Herman dapat memahami jika indikasi kesengajaan pembakaran itu akan meningkatkan emosi pedagang yang kiosnya terbakar. Untuk meredam timbulkan gejolak dari para pedagang, Herman mendesak kepada Pemerintah Kota Surabaya agar secepatnya membangun tempat berjualan sementara. Sejauh ini ia menilai pemerintah kota lamban sehingga banyak para pedagang yang akhirnya membangun sendiri kios-kios penjualan dengan menutup badan jalan di sekitar Pasar Turi. "Padahal sebenarnya mereka tidak boleh menutup jalan," kata Herman.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Tim Pemulihan Pascakebakaran Pasar Turi Arif Budiman sangat menyesalkan tindakan pihak-pihak tertentu yang membakar Pasar Turi. Pasalnya, selama ini pasar grosir itu telah menjadi tempat mencari makan ribuan pedagang. Menurut Arif, sejak terbakar 49 hari lalu, perputaran uang senilai triliunan rupiah di pasar tersebut mandeg. "Kalau sinyalemen polisi itu betul, berarti pelaku pembakaran tidak memiliki perikemanusiaan," kata Arif.