Bursa Saham Humbahas
Hal itu dipicu mulai banyaknya masyarakat yang mendapat arus informasi yang lebih lengkap dan baik melalui televisi dan radion melalui parabola, internet dari HP, maupun masuknya pemodal dari Jawa yang mendirikan media cetak local di Sumatera Utara.
Pemda dinilai masih belum bergerak dalam merangsang pertumbuhan ekonomi di Humbahas. Hal terlhat dari masih lambatnya pembangunan jalan rusak, pembangunan jalan baru yang semuanya sangat berpengaruh dengan pertumbuhan eonomi.
Walaupun begitu optimisme warga akan pebaikan ekonomi terus muncul sehingga tidak heran kalau banyak yang beranggapan bahwa sudah sewajarnya didirikan sebuah Bursa Saham di Humbahas.
Mengapa harus Bursa Saham??
Yah, pertanyaan itu layak dimajukan, mengapa bukan meningkatkan pertanian, mendorong industri atau lain sebagainya???
Pendirian Bursa Saham, walau tampak merupakan sebuah mimpi belaka, namun bisa saja sesuai diterapkan di Humabahas denan berbagai alasan.
Alasan pertama adalah bahwa sekarang dengan banyaknya generasi muda Humbahas yang merantau, sehingg Humbahas kekurangan SDM yng produktif untuk pengembangan pertanian. Banyak orang tua yang tinggal di kampung-kampung bahkan menelantarkan lahan-lahan mereka karena mereka sendiri telah hidup makmur dan layak dengan kiriman uang dan dana yang dikirim oleh anak-anak mereka yang merantau.
Alasan kedua mengapa tidak membangun industri di Humbahas, jawabanya hampir sama dengan di atas. Putera-putera terbaik Humbahas, yakni mereka yang telah menapaki tingkat kesarjanaan sekarang ini lebih memilih untuk bekerja di luar Humbahas seperti di Jababeka, Cikarang, Tangerang, Riau, Batam dan daerah-daerag industri lainnya.
Jadi kondisi di berbagai wilayah dan daerah di Humbahas, terdiri dari para orang tua yang sebagian besar sudah uzur, dan para anak-anak remaja di usia di bawah SMU. Para orang tua tersebut setiap bulannya mengalami surplus anggaran rumah tangga karena”banyaknya” kiriman dari anak-anak mereka.
Maka tidak heran banyak orang tua sekarang ini mulai menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki dalam berbagai produk investasi seperti asuransi masa tua, saham, bursa bejangka dan lain sebagainya, baik yang dikelola anak-anak mereka maupun mengunakan manager investasi dari bank-bank pemerintah.
Untuk itulah, pendapat yang mengatakan bahwa pendirian Bursa Saham Humbahas sangat urgent untuk menyiasati tidak keluarnya dana dari Humbahas.
Seorang putera daerah Humbahas yang baru 3 tahun membuka tambal ban di sebuah kawasan di Jakarta Pusat mengatakan bahwa sebenarnya tren merantau yang dibudayakan generasi muda sekarang, walaupun sering kali membawa berkah ke kampung halaman, ternyata juga merupakan salah satu yang membuat Humbahas sebagai Kabupaten termiskin di Sumut.
Bayangkan, katanya, setiap desa atau kampung di Humbahas rata-rata memberangkatkan sekitar 50 perantau ke berbagai tujuan prantauan di Indonesia. Apabila setiap anak yang meratau itu dibekali plus minus 5 juta perorang, baik untuk kuliah, modal usaha maupun biaya transportasi maka setiap tahun ada sekitar 250 juta rupiah jumlah uang keuar dari sebuah kampung di Humbahas. Nah apabila,kataanlah setiap kecamatan di Humbahas memiliki 4 kampung atau desa saja, maka ada sekitar satu milyar uang keluar dari sebuah kecamatan di Humbahas.
Jadi mengapa tidak dana yangmimpah itu dikelola sendiri di Humbahas??? Mengapa tidak mendirikan an menumbuhkan pertanian maupun indutri di Humbahas sendiri. Kalau itu susah mengapa tidak membentuk badan investasi Humbahas yang marginnya dapat dinikmati warga Humbahas?? Atau mengapa tidak mendirikan Bursa Saham Humbahas saja??? celoteh teman pemilik beberapa tambal ban di berbagai daerah di Jabotabek tersebut.