Breaking News

ISMI Desak Pemerintah Lindungi Situs Budaya dari Kehancuran

(MEDAN) - Ikatatan Sarjana Melayu Indonesia (ISMI) Wilayah Sumut mendesak Pemerintah Provinsi Sumut agar melindungi situs sejarah yang ada di daerah itu dari kehancuran oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.


Ketua ISMI Sumut, dr. Umar Zein, di Medan, Sabtu malam, mengatakan, salah satu situs yang terancam punah adalah situs Benteng Putri Hijau yang terdapat di kawasan Deli Tua, Kecamatan Namu Rambe, Kabupaten Deli Serdang, yang sebagian wilayahnya sudah dijadikan pertapakan perumahan oleh developer swasta.

"Benteng Purti Hijau merupakan salah satu warisan yang dimiliki Sumut yang berada di Tanah Melayu. Dari segi pemilihan lokasi benteng, situs ini tergolong 'local genius' yang menunjukkan peradaban tinggi masyarakat kerajaan ARU di Deli Tua yang mencapai kejayaannya pada abad ke-13," katanya.

Selain ISMI, desakan serupa juga disampaikan Balai Arkeologi Medan, Museum Negeri Provinsi Sumut dan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Lemmbaga Penelitian (Pussis) Universitas Negeri Medan, dan Asosiasi Museum Indonesia Wilayah Sumut pada pertemuan yang digelar di Istana Maimun demi merespon temuan situs di tanah Melayu seperti Situs Terjun Medan Marelan.

Lebih jauh, Umar Zein mengatakan, melihat kondisi dan keadaan benteng yang telah menimbulkan reaksi dan keprihatinan dari berbagai elemen masyarakat, ISMI Sumut mendesak agar Pemerintah Provinsi Sumut segera turun tangan melindungi situs sejarah Benteng Putri Hijau tersebut.

Selain itu, pemerintah juga harus memberikan keleluasaan kepada lembaga terkait atau individu yang menaruh simpati terhadap situs Benteng Putri Hijau untuk melakukan riset arkeologi dan historis, serta menyosialisasikan Benteng Putri Hijau sebagai "historical sites" melalui wisata sejarah dan budaya.

"Selain itu diminta juga kepada pemerintah agar menyediakan dana ganti rugi untuk setiap temuan benda-benda sejarah oleh masyarakat untuk disimpan di museum sehingga pewarisan sejarah dapat dilakukan," katanya.

Sementara itu, Kepala Pussis Unimed, Dr. Phil. Ichwan Azhari, mengatakan, penemuan terbaru adalah berupa artifak arkeolgis berusia ratusan tahun yang ditemukan di Sungai Bedra, Kelurahan Terjun, Medan Marelan.

Berdasarkan identifikasi secara arkeologis, temuan berupa keramik dan tembikar itu berasal dari dinasti Song (1127-1279) dan Yuan (1280-1360) dari daerah Guangdong, Minnan (Fujian), Jingdezhen (Jiangxi) dan Longquan (Zhejiang) yang memiliki banyak kemiripan dengan temuan di Kota Cina dan di Kota Rentang di Medan Marelan.

Penemuan-penemuan penting dalam rangka menjelaskan peradaban sejarah Sumut ini ternyata banyak ditemukan di Tanah Melayu yang memanjang dari Teluk Aru hingga Labuhan Batu.

"Untuk itu seharusnya pemerintah mengagas dan mendirikan 'site museum' sebagai sarana untuk menyimpan temuan-temuan setempat guna pewarisan sejarah dimasa yang akan datang," katanya.

Ia menyebutkan, seruan itu dibuat dalam rangka upaya penyelamatan situs yang terancam musnah sehingga upaya-upaya preservasi dapat dilakukan guna kepentingan riset dan edukasi.