Ke Parapat, Tak Pernah Kembali Lagi
Namun satu hal yang patut diperhatikan oleh pengelola Danau Toba terutama pempropsu adalah Danau Toba harus dibuat sebagai sebuah objek wisata dengan standar nasional bahkan internasional.
Dari pengalaman selama inibanyk wisatawan yang datang ke Danau Toba, biasanya tidak mau berniat kembali ke sana lagi karena beberapa hal
1. Kurangnya polisi wisata. Sehingga banyak wisatawan khususnya lokal, bahkan luar negeri yang dilecehkan oleh preman-preman setempat, yang tidak bisa mengadu.
2. Spekulasi harga yang cukup tinggi. Harga hotel bisa tiba-tiba naik begitu juga harga barang-barang konsumsi. Pengunjung seperti diperas. Wajar harga-harga di lokasi wisat yang mahal, tapi tidak drastis turun naik.
3. Kurangnya fasilitas umum yang gratis. Seperti WC umum, peta lokasi, dan brosur-brosur.
4. KUrangnya tempat penyewaan kendaraan. Di jogja ada motor/kereta yang disewa perhari ibegitu juga mobil.
5. Pemprov harus membuat imej bahwa masyarakat sangat berkawan dan bersahabat dengan turis. Imej bahwa di parapat rawan sedirian harus dapat dihapus.
4. Tidak salah juga bila melengkapi lokasi tersebut dengan mushalla atau tempat beribadah yang layak dan mudah dijangkau dan diakses. Bagaimanapun juga orang Indonesia ini masih mayoritas sembahyang di mesjid dan musholla. Mbok yang kehadiran mereka tidak perlu dipersulit. Seharusnya ada warna pluralisme di wisata parapat. Selama ini mereka harus numpang-numpang beribadah di rumah-rumah makan, yang akan dipelototi bila hanya datang tidak sekalian makan.
5.Pemprov harus all aout menjual danau toba atau parapat. Tidak setengah-setengah hati pada saat ada pesta doang.