Selamat; Pdt Dr SAE Nababan LLD Pimpin DGD
Pdt Dr SAE Nababan LLD mantan Ephorus HKBP terpilih menjadi Presiden DGD
(Dewan Gereja-Gereja se-Dunia) pada Sidang Raya DGD ke-9 di Porto Alegre Brazil, Rabu (22/2) malam.
Pemilihan Presiden DGD tersebut berlangsung sukses, panitia menawarkan daftar calon Presiden dan diterima pleno. Hanya calon dari Afrika yang sempat diperdebatkan oleh utusan Afrika secara tajam. Bersama Pdt SAE Nababan LLD terpilih juga Presiden lainnya yaitu Pdt Prof Dr Simon Dossou dari Kamerun, Pdt Dr Ofelia Ortega dari Kuba, Pdt Dr Mary Tanner dari Inggris, Pdt Dr Bernice Jackson dari Amerika, Mr John Doom dari Pacific, Dr Anastasios of Tirana dari Albania dan YM Abune Paulos dari Gereja Orthodox Etopia.
Sekjen HKBP Pdt WTP Simarmata MA yang menjadi delegasi HKBP dan peserta Sidang Raya ketika dikonfirmasi Wartawan SIB Prins Jhon Manalu menjelaskan, Presiden DGD ada 8 orang dari berbagai belahan dunia. 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.Dikatakan, Pdt Dr SAE Nababan telah mengawali pelayanan oikumene sejak 1961 dengan tugasnya sebagai Pelayanan Pemuda DGD dan dari sana menjadi Sekretaris Urusan Pemuda Gereja Asia tahun 1963 - 1967. Kemudian menjadi Presiden Gereja Asia tahun 1990 - 1995. Sebelumnya Sekretaris Umum PGI tahun 1967 sampai 1984 dan menjadi Ketua Umum PGI 1984 1987.
Selanjutnya Dr SAE Nababan terpilih menjadi Ephorus HKBP tahun 1987 dan pernah menjadi Wakil Moderator DGD tahun 1983 - 1998 dan Ketua Evangelisasi Dunia tahun 1968-1985. Selain itu pernah Wakil Presiden LWF tahun 1969-1977.
Pdt WTP Simarmata lebih lanjut mengatakan, dalam Sidang Raya tersebut hadir juga Bishop Desmon Tutu dari Afrika yang pernah menerima hadiah Nobel serta sejumlah jemaat dari Palestina yang menginginkan kebebasan dari berbagai kekerasan yang dilakukan tentara Israel.
Menurutnya, Sidang Raya DGD yang akan datang kemungkinan besar akan dilaksanakan di Korea Selatan. Sesuai dengan jadual Sidang Raya DGD ke-9 tersebut ditutup, Kamis (23/2) malam. HKBP Tampilkan Peran Adat Batak Dalam PelayananBudaya Batak sebagai salah satu pokok diskusi di Sidang Raya DGD, kemarin sangat mengesankan peserta Sidang Raya dari berbagai belahan dunia. Judul yang ditampilkan HKBP itu adalah Peran Adat Batak Dalam Pelayanan, dengan menampilkan panelis Pdt WTP Simarmata MA dan Pdt Dr Deonald Sinaga.
Seluruh peserta Sidang Raya sangat tertarik dengan warna-warni Ulos Batak dan maknanya serta kehidupan orang Batak sebelum datangnya agama Kristen di Tanah Batak.
Pada awal acara, Dr Deonald Sinaga menampilkan melalui video kehidupan orang Batak dalam adat perkawinan, kelahiran dan acara-acara yang dilakukan dalam hal dukacita, seperti meninggal dunia. Selanjutnya peserta Sidang Raya diajak manortor dengan memakai Ulos Batak yang khusus dibawa dari Indonesia.“Sangat mengesankan dan membahagiakan peserta, karena ternyata Ulos Batak yang mereka pakai akhirnya diserahkan kepada mereka sebagai kenang-kenangan, mereka sangat berterimakasih dengan tulus,” jelas Pdt WTP Simarmata ketika dikonfirmasi Wartawan SIB Prins Jhon Manalu.
Dikatakan, acara pertunjukan HKBP yang berlangsung selama satu setengah jam itu dilanjutkan dengan diskusi terbuka. Melalui diskusi, dibahas keberadaan adat Batak dan hubungannya dengan pelayanan gereja semakin menarik dan hangat.Para peserta sangat ingin mengenal lebih dalam tentang HKBP dan adat Batak. Kehadiran Sekjen GKPS Pdt Rumanja Purba MSi, Sekjen HKI Pdt R Simanjuntak dan Sekjen GKPI Pdt M Simamora STh menjadikan diskusi tersebut semakin kaya.Mereka banyak membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta. Para peserta sangat terkesan tentang budaya Batak yang mesti dipreserve dan ditransformasikan.
Usai acara tersebut Pdt Peter Miller dari Skotlandia mengaku terharu dengan budaya Batak dan spontan mengundang peserta untuk berdoa bersama, mengucapkan syukur atas kekayaan budaya yang Tuhan berikan dan bagaimana manusia secara bertanggungjawab menggunakannya, sehingga budaya semakin baik dan positif dalam kehidupan manusia dan semua ciptaan Tuhan.(B5/d)
Komentar
Selanjutnya
Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini