Breaking News

Patuan Nagari (2)

Saya yang waktu itu masih sangat kecil, dengan lugunya bertanya, terus nama yag bagaimana yang seharusnya. “Tuh, lihat .. ada nama-nama indah seperti Darmawan, Budiman, Indra, Hermansyah dan lain sebagainya, yang bagus-bagus dan taat beragama.”


Saya yang tidak mengerti manut saja dengan ocehan orang yang sudah puluhan tahun umurnya di atas saya itu. Saat itu juga saya heran mengapa kakek saya memberi nama Amattua saya nama yang sulit dimengerti dan tidak Islami. Padahal adik Kakek saya yang Kristen memberi nama indah-indah bagi anak-anaknya seperti Charles, Robert, James dan lain sebagainya sesuai dengan perkembangan zaman saat itu. Bahkan beberap generasi sebelum kakek saya, kakeknya kakek saya, nama-namanya cukup indah misalnya Tuan Marsakti, Ompu Pancur Batu dll

Sayapun berhipotesa, mungkinkah saat itu [zaman Belanda] suasana politik sangat mencekam, sehingga orang-orang Islam takut memberi nama yang indah buat anak-anaknya. Seperti halnya di zaman orde baru, banyak orang-orang Batak yang bernama Jawa seperti Selamat, Suharto, Sudirman atau Agus Salim agar kelak setelah besar anak-anaknya tersebut tidak dipersulit masuk PNS? Sebuah tindakan yang keliru, karena padahal sekarang ini masuk PNS tidak perlu susah-susah, cukup 40 jt saja.
Bersambung