Breaking News

LSM Asing Koruptor Tsunami

Pekerja Asing Terlibat Penyelewengan Dana Tsunami


Oxfam membeberkan hasil sementara investigasi internal atas penyelewengan dana tsunami di cabangnya di Aceh Besar. Lembaga swadaya masyarakat asal Inggris itu menyatakan 22 anggota stafnya dipastikan terlibat. Lima di antaranya anggota staf asing. "Penyelidikan internal ini dilakukan tim internasional dan staf Indonesia selama tujuh minggu," ujar Yon Thayrun, juru bicara Oxfam Aceh, di Banda Aceh kemarin.


Gara-gara penyelewengan itu, kantor Oxfam di Aceh Besar ditutup sementara pada 13 Maret dan dibuka kembali 11 April lalu. Oxfam menyediakan sekitar US$ 273 juta atau Rp 2,457 triliun untuk dana bantuan rehabilitasi Aceh dan Nias pascatsunami. Sebanyak Rp 873 miliar telah disalurkan.

Menurut Yon, penyelidikan itu menemukan dana yang diselewengkan sebesar US$ 22 ribu atau sekitar Rp 191,4 juta. Dari jumlah itu, US$ 20 ribu atau Rp 170 juta dapat diselamatkan dalam bentuk uang dan material setelah Oxfam melakukan pengecekan terhadap rekanan pemasok barang. "Ada penggelembungan saat pemesanan barang, (atau) barangnya tidak sampai," katanya. "Kami lalu meminta pemasok mengantar barang tersebut," dia menambahkan.

Yon menolak menyebutkan identitas staf Oxfam yang dianggap bersalah. Tapi, dari 22 orang itu, 10 di antaranya akan langsung dipecat karena terbukti melakukan kesalahan besar akibat menyelewengkan dana. Sedangkan tujuh orang akan dikenai sanksi indisipliner karena tidak ada bukti upaya melakukan penyelewengan.

Lima pekerja asing, menurut Yon, akan dikenai sanksi indisipliner. "Karena kesalahan dalam melakukan pengawasan kinerja manajemen. Oxfam masih mencari cara menindak lima orang yang bertanggung jawab itu," katanya.

Oxfam belum melaporkan pelaku ke polisi. "Jika nantinya terbukti menyangkut kasus kriminal, pelakunya akan dilaporkan ke polisi. Koordinasi terus kami lakukan," ungkap Yon.

Barbara Stocking, Direktur Oxfam Inggris Raya, berjanji akan menuntaskan persoalan ini dengan serius. "Kami mengambil pelajaran yang sangat berharga dan akan berhati-hati di kemudian hari," ujarnya. Oxfam juga mengakui lemahnya penegakan dan pengawasan manajemen di lingkungan kerjanya. "Kami terus berbenah dan menyelidiki kemungkinan penyelewengan di kantor cabang lain di Aceh," ujar Yon. ADI WARSIDI

Sumber: Koran Tempo - Sabtu, 06 Mei 2006
Selanjutnya

Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini