SOS: Keracunan Di Bonapasogit
Keracunan Daging Babi Tiga Tewas, Tiga Kritis
Tarutung, WASPADA Online
Tiga warga Desa Pardomuan Nauli, Kec. Adiankoting, Kab. Tapanuli Utara tewas akibat keracunan daging babi hutan (celeng) yang mereka makan di satu pesta. Tiga warga lainnya dilaporkan kritis dan delapan mengalami muntah-muntah.
Kadis Kesehatan Taput, dr. Viktor Sitorus didampingi Kabid P2HP, dr. Ramayana Siregar kepada Waspada, Jumat (16/2), mengatakan para korban kritis dan muntah-muntah terpaksa dirawat tim medis Dinas Kesehatan Taput di desa tersebut, karena fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas) tidak ada di tempat itu. Desa itu kata dia, terpencil dan jauh dari fasilitas.
Menurut dr. Viktor, kasus itu terjadi Rabu (14/2) setelah mendapat informasi dari Kepala Desa Pardomuan Nauli. Kades mengatakan, warganya terserang diare. "Malam itu juga kita bersama tim terpadu penanggulangan penyakit Dinkes Taput dan Puskesmas Adiankoting turun ke desa terpencil itu. Namun setibanya di tempat sudah tiga orang tewas."
Dia menjelaskan, bukan wabah diare terjadi, tetapi karena memakan daging babi hutan saat pesta di desa itu. "Saat pesta, sebagian besar warga ikut hadir. Begitu selesai menyantap daging babi hutan, muncul gejala muntah-muntah. Warga keracunan 14 orang, tiga di antaranya tewas dan tiga kritis," ujarnya.
Korban meninggal, Jansehat Simanungkalit, 42, dan Leris boru Situmeang, 32, warga Torhonas Desa Pardomuan Nauli, Amsi Simanungkalit, 50, alias (Op. Ropi), warga Bagot Nahornop Desa Pardomuan Nauli Kec. Adiankoting. Sedangkan kritis dan dirawat di desa itu, Op. Frengky boru Hutauruk, 52, Amani Marti Situmeang, 43, Ompu Herlina Situmeang, 54, penduduk sama.
"Warga keracunan sudah ditangani intensif tim Dinkes Taput. Saya bersama tim didampingi Camat Adiankoting dan petugas Puskesmas harus melalui Sibolga ke Desa Pardomuan Nauli, karena jalan menuju desa itu tidak memungkinkan dari Kec. Adiankoting. Kamis (15/2) pagi tim baru bisa tiba di Desa Pardomuan Nauli untuk melakukan pertolongan," ungkapnya.
Disebutkan, tiga warga tewas karena tidak langsung mendapat pertolongan medis, karena jarak tempuh Desa Pardomuan Nauli ke Puskesmas Adiankoting ataupun ke Sibolga jauh. Kalau berjalan kaki ditempuh sembilan jam perjalanan. Jika naik kendaraan roda dua memakan waktu 4 jam. Itu pun jalan setapak sangat sulit dilalui. Desa ini berpenduduk 140 KK atau 782 jiwa, salah satu desa terpencil di Taput. "Karenanya, tahun ini kita sudah siapkan pembangunan Polindes di Torhonas dan Siantar Naipospos Desa Pardomuan Nauli."
Dia menambahkan, di desa itu sempat beredar isu wabah penyakit berbahaya, sehingga warga takut melayat korban. "Setelah kita jelaskan ketiga korban meninggal akibat keracunan daging babi hutan, akhirnya masyarakat mengerti dan mau melayat."