Yesus di Tibet (5)
Sama seperti fenomena Parmalim di Tanah Batak yang mulanya sinkretisme Islam, Sufisme dan adat Batak untuk melawan penjajah yang semena-mena menarapkan pajak, yang kemudian nampak seperti agama tersendiri yang kebetulan pula telah diakui oleh Depag sebagai agama kepercayaan.
Dari tangan para hakim-hakim inilah kitab tersebut akhirnya diperbaharui lagi pada zaman penjajahan Inggris. Bayangkan kitab tersebut yang telah berumur 3000 tahun, baru diperbaharui sekitar 500 tahun yang lalu di zaman Sultan Akbar dan diperbaharui lagi pada zaman Inggris seratus tahun yang lalu. Lalu apa yang terjadi selama 2500 tahun di tengah-tengahnya???
Buku yang disertai dengan ratusan tabel, gambar dan ayat al-Qur’an, weda dan cuplikan-cuplikan dari kita suci lainnya tersebut sepertinya ingin memberi pesan kepada pembacanya, khususnya orang India yang plural agar tidak melakukan sesuatu yang berakibat fatal, misalnya pertumpahan darah karena alasan agama, karena agama-agama di dunia sekarang ini masih bersaudara, baik dari Nabi Ibrahim As maupun dari Nabi Nuh As.
Agama Hindu dan agama yang dianggap turunannya, seperti Buddha, Zein, Kong Fu Su, Sinto, Tao dan Sikh sebenarnya juga berakar dari kenabian yang hampir sama dengan agama Islam, Yahudi dan Kristen dan beberapa turunanya seperti Protestan, Katolik maupun ortodoks di Rusia.
Bersambung